DEPOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok terus berupaya menekan kasus stunting atau gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui berbagai intervensi.
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengemukakan, intervensi yang dilakukan pihaknya berupa intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
“Intervensi spesifik dan sensitif dilakukan dalam bentuk kerja sama lintas sektor melalui pemberian makanan tambahan bagi balita kurang gizi dan ibu hamil. Selain itu, juga ditambah dengan program makanan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman),” kata Mary, Jumat (31/12).
Mary melanjutkan, pihaknya juga terus melakukan kolaborasi dengan Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Kelurarga (PKK) Kota Depok melalui program Depok Sukses Bebas Stunting Mewujudkan Depok Ramah Anak (DSUNTING MENARA).
Ia mengatakan, adapaun percepatan penurunan stunting juga diupayakan melalui peelibatan perangkat daerah (PD) terkait, mulai dari camat, lurah, Puskesmas, dan multisektor lainnya.
“Kami terus melakukan upaya penurunan stunting di Kota Depok melalui kolaborasi sejumlah stakeholder atau multisektor,” ungkapnya.
Dikatakan, upaya nyata yang sejauh ini dilakukan adalah berupa menyusun manajemen data dan informasi secara terpadu.
“Kemudian, manajemen data juga dilakukan secara terintegrasi atas hasil penimbangan balita melalui aplikasi online pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM),” ucapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mencoba melakukan upaya pemenuhan sisi input antara lain berupa pemenuhan sarana prasarana yang dibutuhkan, pelatihan SDM Kesehatan dan Non Kesehatan, dan penyediaan dukungan anggaran secara berkala.
“Kami juga melakukan percepatan di masa pandemi melalui Kelompok Penimbangan (Pokbang) dan sweeping penimbangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
Pihaknya berharap, semoga dengan adanya intervensi intensif yang dilakukan dapat menurunkan dan mencegah angka stunting di Kota Petir itu. (mg2/wan)