BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan melakukan evaluasi kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot. Evaluasi tersebut akan dilakukan kepada pejabat eselon 2, 3 dan 4.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Kebijakan Publik sekaligus Pakar Hukum Tata negara dari Universitas Katolik Parahyangan, Prof. Asep Warlan Yusuf mengatakan, evaluasi ASN tersebut perlu dilakukan guna mengevaluasi kinerja terutama pejabat yang menempati posisi strategis.
Dia menambahkan dari hasil evaluasi tersebut identik dengan reposisi jabatan di Pemerintahan terkait.
“Itu namanya disebut sebagai Jobfit, pengujian terhadap kecocokan dari jabatan dengan kemampuan. Jabatan dengan pengalaman (berbeda), jangan sampai nanti misalnya sarjana hukum tapi ngurus bisanya dalam bidang infrastruktur ya memang tidak cocok,” ujar Asep, saat dihubungi, Senin (27/12).
Jika proses evaluasi tersebut sudah selesai, pihaknya menjelaskan selanjutnya akan dilakukan assesment kepegawaian. Menurutnya hal tersebut dilakukan guna memaksimalkan kemampuan dan keahlian para pemegang jabatan.
“Jadi orang itu tidak pacorokokod antara keahlian dan jabatan yang dipegangnya. Supaya masing- masing jabatan cocok dengan kemampuan dan keahlian, jadi linier antara pendidikan sama jabatan itu sama dengan ahlinya,” katanya.
Pihaknya menuturkan bahwa ada 4 hal yang menjadi faktor penilaian evaluasi jabatan. Pertama yaitu kemampuan manajemen leadership, kedua kemampuan teknis pelaksanaan jabatan, ketiga kemampuan sosial budaya, keempat pemahaman tentang kepemerintahan.
“Setelah itu nanti dites kesehatan psikologisnya supaya nanti si pejabat memang secara psikologis bagus. Kemudian, secara kesehatan prima sehingga menjadi bagus untuk para pejabat eselon nanti, itu yang akan di evaluasi,” jelasnya.
Mengenai kinerja ASN di Pemkot Bandung, Asep mengaku tidak bisa menilai lebih jauh. Pasalnya, Pemkot harus melakukan refocusing anggaran ke penanganan kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
“Sedikit pada pemulihan ekonomi, jadi agak susah menilai para pejabat di luar kesehatan dan ekonomi karena memang dua tahun ini di mana pun semua daerah punya masalah seperti itu, jadi kalau mau dilihat memang agak susah kalau dua tahun terakhir ini,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan bahwa kondisi di tengah pandemi Covid-19 Pemkot Bandung harus melakukan inovasi. Meskipun, anggaran Pemkot Bandung menipis.