TASIKMALAYA – Muncul persoalan perempuan yang mengemuka yang rentan dengan isu negatif, seperti pelecehan seksual dan pemerkosaan, membuat kaum perempuan dari Tasikmalaya menjawabnya dengan gerakan literasi unik, yakni berkolaborasi membuat sebuah buku yang diluncurkan pada moment hari ibu, Rabu (22/12).
Inisiator penyusunan buku, Direktur Teras untuk Literasi Perempuan (Tulip), Hotum Hotimah menjelaskan, tema-tema yang disajikan pada buku setebal 430 halaman itu, memuat pemikiran akan isu perempuan.
Mulai dari aspek sosial, ekonomi, politik, gerakan perempuan, pengarusutamaan gender sampai isu kekerasan seksual dan poligami tertuang selaras latarbelakang dan bidang garapan yang digeluti para penulis.
”Seperti pelecehan seksual, pemerkosaan. Kami ingin menjawab itu, salah satunya dengan gerakan literasi dalam memberi pemahaman, bahwasannya informasi yang beredar saat ini belum tentu semua fakta dan kebenaran, perempuan merespons informasi mesti dicerdaskan. Itu salah satu tema yang saya sendiri tuangkan di buku ini, yang menjadi salah satu latarbelakang pemikiran kenapa kami berkolaborasi membuat karya,” kata dia bercerita.
Karya kolaborasi dari 46 penulis perempuan Kota dan Kabupaten Tasikmalaya ini tertuang dalam literasi tersebut. Lintas profesi, sektor, teritorial, mengenyangkan setiap yang membacanya.
Bagaimana tidak, 13 kaum hawa bertitel doktor menuangkan ide, gagasan, kritik akan keresahan atas fenomena dan dinamika yang terjadi dewasa ini, melalui perspektif masing-masing.
”Proses penyusunannya sendiri, kurang lebih sekitar satu bulanan, dengan melibatkan editor Dr Asep M Tamam. Alhamdulillah di momen hari ibu tahun ini bisa kami luncurkan sebagai persembahan untuk para perempuan,” tuturnya kepada Radar, Selasa (21/12/2021).
Berawal dari keprihatinan, di saat beberapa waktu lalu sejumlah penulis Tasikmalaya meluncurkan buku. Dimana, kaum hawa hanya dua orang saja yang turut serta menuangkan ide dan gagasannya tentang daerah yang dihimpun dalam sebuah dokumentasi teks.
“Padahal potensi kaum hawa dalam berkontribusi lewat ide, pemikiran, tentang kehidupan atau cara pandang dalam menyikapi suatu persoalan itu banyak di kita. Masih berserakan, makanya kami inisiasi supaya mereka terhimpun,” kata Hotum.
Mantan Komisioner KPU Kota Tasikmalaya itu mengatakan kaum hawa pun berkeinginan mewariskan, salah satunya cara berpikir bagi generasi perempuan berikutnya.