Temu Bisnis OPOP Tembus Rp 136,5 Miliar

BANDUNG – Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Kusmana Hartadji menyebutkan, omset usaha Pondok Pesantren yang mengikuti program One Pesantren One Product (OPOP) meningkat 93,5 persen.

Menurutnya, hal itu disebabkan 91,12 persen peserta meningkatkan kapasitas produksinya. Ditambah mengikuti pelatihan dan magang OPOP.

“Pada tahun ketiga ini program OPOP mampu memberikan terobosan yang menggembirakan. Terlebih mampu melaksanakan ekspor. Ini menggambarkan kebangkitan ekonomi Jabar,” ucap Kusmana pada acara temu bisnis di Kota Bandung Kamis (16/12).

Lebih lanjut, Tutus–sapaan akrab Kusmana Hartadji mengatakan, nilai Transaksi temu bisnis OPOP 2021 hingga pukul 13.20 wib Kamis (16/12) tembus Rp 136,5 miliar.

“Jumlahnya akan terus bertambah. Mengapa kita hitung sejak Agustus? Sejak peserta  lolos penilaian tahap 1 dan mereka sudah melakukan transaksi baik secara offline maupun online,” jelasnya.

Adapun transaksi temu bisnis kali ini didominasi  produk pertanian dan pangan. “Transaksi hari ini saja tembus hingga Rp 6,2 miliar. Pertanian dan pangan sangat mendominasi transaksi ini,” katanya.

Tak hanya itu, kamandirian usaha pondok pesantren pun naik signifikan 86,4 persen. Menunjukan pesantren semakin mandiri. Alhasil, pertumbuhan badan usaha pesantren pun naik 26,1 persen.

“Terdapat penyerapan tenaga kerja mastarakat diluar samtri sebanyak 35,2 persen,” katanya.

Ia menuturkan, kerja sama antar usaha pondok pesantden sebanyak 73,4 persen. Dalam perniagaan sebanyak 70,79 persen. Dalam perdagangan barang dan jasa 20,22 persen.

“Kerja sama dalam pembinaan dan pelatihan, transfer pengetahyan dan kerjasama bahan baku dan pembiayaan sebesar 7,87 persen dan 1,12 persen,” tuturnya.

Dipaparkannya, program OPOP  yang diluncurkan akhir 2018 hingga 2021 telah diikuti 2574 pesantren dari target 5.000 pesantren hingga akhir 2023.

Program yang diluncurkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar pada tahun 2020 mendapatkan penghargaan dari Kemenpan dan RB sebagai 45 Top Inovasi Pelayanan Publik tingkat Nasional.

“Program ini dinilai sangat strategi terutama dalam  menciptakan pesantren unggulan di Jabar di bidang bisnis dan kemandirian ekonomi. OPOP juga mendorong  seluruh pesantren  di Jabar memiliki produk unggulan dan memiliki komunitas bisnis sehingga menciptakan kemandirian ekonomi umat,” papar tutus.

Jumlah pesantren di Jabar kurang lebih 10.000 pesantren dan sekitar 8.000 pesantren yang memiliki Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan