JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Sebagai Presidensi G20, Indonesia akan mendorong kontribusi aktif untuk memperkuat arsitektur kesehatan global pasca pandemi.
Menurut Menko Arlangga Hartarto, sebagai negara G20, WHO menginginkan Indonesia akan mencapai 133 juta orang yang sudah mendapatkan vaksin kedua di Desember ini.
‘’fundamental ekonomi Indonesia cenderung baik dibandingkan negara-negara berkembang lainnya,dengan tingkat kerentanan (vulnerability) relatif rendah,’’kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya, (16/12)
Menururnya, sejajuh ini, pemerintah sudah melakukan tiga hal, kebijakan fiskal oleh Kemenkeu, kebijakan moneter oleh Bank Indonesia, dan reformasi struktural.
‘’Ini adalah tiga hal yang diapresiasi berbagai lembaga di dunia, dan ini akan menyokong pertumbuhan ekonomi di 2022 juga,” ungkap Menko Airlangga.
Selain itu, Presidensi G20 Indonesia yang baru dimulai 1 Desember 2021 merupakan kesempatan untuk membuat pemulihan ekonomi lebih cepat.
Dengan semangat kebersamaan Indonesia juga bisa jadi pelopor untuk pemulihan seluruh negara di dunia, dengan menunjukkan kepemimpinan Indonesia.
Kepentingan nasional juga menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, yaitu mewujudkan pemulihan ekonomi yang inklusif, berdaya tahan, dan berkesinambungan.
Dalam rangkaian Presidensi G20 Indonesia telah diselenggarakan Pertemuan Pertama Sherpa Track G20 pada 6-8 Desember 2021 di Jakarta.
Kemudian dilanjutkan dengan Pertemuan Pertama Tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral (Finance Track) pada 9-10 Desember 2021 di Bali.
“Working lunch yang dihadiri sekitar 100 pengusaha ini menjadi pertemuan ketiga. Semoga dalam pertemuan hari ini ada hasil yang lebih konkret,’’ujar Airlangga Hartarto.
Airlangga menginginkan, dalam pertemuan ke depan, perlu ada prototipe kerjasama untuk bisa menghasilkan vaksin merah putih. Namun, bisa diberikan tuang untuk menjadi donatur ke negara-negara lain.
‘’Kita juga sedang menjalankan program dalam mengatasi kemiskinan dan inklusi keuangan yang nantinya akan bisa ditransfer programnya kepada negara lain,” Pungkas Menko Airlangga Hartarto. (red)