Ada Varian Baru, Omicron, BioNTech Mulai Kembangkan Vaksin Khusus

FRANKFURT – Kemunculan varian baru Covid-19 membuat produsen vaksin bertindak cepat dan mengantisipasi. Salah satu produsen vaksin dunia, BioNTech pada Senin, (29/11) telah menyatakan mereka mulai mengembangkan vaksin COVID-19 yang khusus disesuaikan untuk melawan varian Omicron yang ditemukan di Afrika Selatan.

Sampai saat ini, masih belum diketahui apakah tindakan membuat ulang vaksin COVID-19 yang sudah ada perlu dilakukan.

Pengembangan vaksin khusus merupakan bagian dari prosedur standar perusahaan untuk varian-varian baru, kata perusahaan yang bermitra dengan Pfizer itu, dalam pernyataan.

“Langkah awal pengembangan vaksin baru yang potensial tumpang tindih dengan riset yang diperlukan untuk mengevaluasi apakah vaksin baru itu nantinya bakal dibutuhkan,” kata mereka.

Omicron membawa risiko terjadinya lonjakan global yang sangat tinggi, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin. Semakin banyak negara melaporkan temuan varian itu, sehingga penutupan perbatasan diberlakukan di sejumlah negara.

BioNTech pada Jumat mengatakan, mereka mengharapkan lebih banyak data dari laboratorium dalam dua pekan ke depan. Hal itu untuk membantu menentukan apakah perlu memproduksi vaksin khusus Omicron.

Pesaingnya, Moderna, mengatakan sedang merancang ulang vaksin COVID-19 mereka untuk digunakan sebagai vaksin booster (penguat) masa depan.

Sebelumnya, World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia/ WHO) pada Jumat (26/11) telah menentukan klasifikasi varian Covid-19 B11529 yang muncul di Afrika Selatan sebagai SARS-CoV-2 “varian yang diwaspadai” dan menamai varian baru tersebut “Omicron”.

WHO juga menyebutkan, varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

“Bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi berulang dan “perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19,” kata WHO.

Infeksi di Afrika Selatan melonjak drastis dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan temuan varian baru Covid-19 Omicron.

“Varian ini mempunyai mutasi yang banyak, yang beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal memperlihatkan bahwa varian ini memiliki risiko infeksi berulang yang tinggi. Dibanding dengan (varian yang diwaspadai) lainnya,” kata dia.

(antara)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan