BANDUNG – Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PPSI) Kota Bandung menggelar Pasanggiri Pencak Silat Eco Bambu Cipaku, Setiabudi, Kota Bandung.
Acara bertajuk ‘Padungdung Bandung 2021’ peserta Pasanggiri Pencak silat diikuti antusias peserta hingga masyarakat pecinta seni beladiri khas tatar Sunda itu.
Ketua DPD PPSI Kota Bandung Asep Rohanda mengatakan, keberadaan seni beladiri ini merupakan tanggungjawab untuk melestarikan budaya warisan Jawa Barat ini.
Melalui pasanggiri ini, pihaknya ingin terus menjaga dan melestarikan, terlebih di dalamnya ada ajaran silaturahmi yang kuat.
“Pasanggiri ini selain menjadi ajang pelestarian budaya, silaturahmi juga sebagai tolok ukur hasil jerih payah para pelatih di masing-masing perguruan (paguron),” kata Asep di sela acara, Minggu (28/11).
Selain pasanggiri, bukti pelestarian lainnya yakni dengan regenerasi para pelaku seni ketangkasan, mulai dari nayaga (pemukul gendang hingga pemukul gong), juri.
Pada juri pun diberlakukan usia maksimal, yakni 50 tahun. Jadi ada pelatihan juri juga untuk regenerasi, dengan begitu kesenian ini terus lestari,” kata dia.
“Kesulitannya ada saja, namun tergantung rangsangan yang diberikan. Saat ini ada sertifikasi yang tidak secara langsung menjadi pemicu para peminat seni pencak silat terus ada, bahkan relatif banyak,” kata dia.
Sesuai visi dan misinya PPSI terus konsisten menjaga dan melestarikan semuanya sejak dini.
Untuk diketahui, Pasanggiri Pencak Silat Padungdung Bandung 2021 tahun ini diikuti 500 peserta dari berbagai kecamatan di Kota Bandung.
“Ada 186 tampilan, dengan tiga kelas pasanggiri, yakni tunggal, ijen dan rampak. Kategorinya ada anak , remaja dan dewasa,” kata Asep. (red)