Aplikasi Pedulilindungi Belum Diterapkan di Taman, DPKP3 Kota Bandung Punya Alternatif Sendiri

BANDUNG – Penerapan Aplikasi PeduliLindungi di Taman-taman tematik termasuk Alun-alun Kota Bandung hingga saat ini belum juga terealisasi.

Menurut Kepala Bidang Pertamanan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung, Rikke Siti Fatimah menerangkan bahwa pihaknya saat ini masih menunggu kabar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait pemasangan aplikasi PeduliLindungi.

“Kenapa belum dipasang (aplikasi PeduliLindungi), kami sudah mengusulkan ke Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tapi sampai saat ini memang belum ada tindak lanjutnya,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kota Bandung, Kamis (25/11).

Meski belum diterapkan aplikasi PeduliLindungi untuk taman tematik, untuk membatasi jumlah pengunjung, pihaknya sudah menyiapkan scan QR Barcode yang diusung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.

Dalam barcode tersebut, Rikke menjelaskan bahwa nantinya pengunjung harus mengisi google form serta memasukkan nomor registrasi dari sertifikat vaksin.

“Jadi (ada) scan barcode dari pengunjung, nanti mereka men-scan, kemudian secara manual mengisi google form, tapi itu termasuk mereka juga harus mencatatkan nomor registrasi dari sertifikat vaksinnya. Jadi tetep yang wajib masuk yang harus sudah vaksin,” ucapnya.

Dengan belum diterapkannya aplikasi PeduliLindungi, ia menuturkan bahwa bukan berarti DPKP3 Kota Bandung tidak membuka taman kembali. Hanya saja, lanjut Rikke, pihaknya sudah memiliki alternatif lain.

“Tetapi bukan berarti kami tidak membuka taman ya, tetapi kami memiliki alternatif lain bahwa masyarakat masih bisa menggunakan (Taman Tematik), dan tetap harus sudah yang divaksin (yang bisa masuk). Kalau anak-anak dibawah 12 tahun kan harus didampingi sama orang tua,” tuturnya.

(Mg4/wan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan