BANDUNG – Penerapan Aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung Pasar Tradisional di Kota Bandung, kini belum mendapatkan progres baru.
Dari rencana yang akan diterapkan, yaitu di 35 Pasar, hingga kini yang terlaksana hanya di Pasar Tradisional Balubur Town Square (Baltos) saja.
Dengan adanya hal tersebut, menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah menerangkan bahwa sulitnya menerapkan aplikasi PeduliLindungi di seluruh pasar yang ada di Kota Bandung disebabkan karena faktor pengawasannya.
“(Kelancaran penerapan) Aplikasi PeduliLindungi masih di Baltos aja, yang lainnya belum (di 34 Pasar tradisional). Karena memang (seperti kabar yang telah) disampaikan aplikasi itu (PeduliLindungi) kalau datang rombongan scan itu hanya satu yang scan nya, harusnya itu semua,” ujarnya saat dihubungi pada Senin (22/11).
Selain itu, Elly juga menambahkan, sebagian besar masyarakat yang hendak berkunjung ke Pasar Tradisional dan telah diterapkan aplikasi PeduliLindungi kebanyakan tidak melihat status warna setelah dilakukan melakukan scan QR Barcode.
“Kedua, masih menggunakan (bukti) manual seperti sertifikat vaksin dan setelah scan juga itu tidak dilihat. Misal, hasil warnanya. Itu kendala yang ditemukan saat ini dan sudah sampaikan ke Kemendag (Kementerian Perdagangan),” jelasnya.
Elly juga menjelaskan bahwa hal tersebut tak hanya di Pasar Tradisional saja, melainkan di pusat perpelanjaan ritel pun masih sering terjadi.
“Jadi enggak hanya di Pasar saja. Semua, di mal dan ritel masih ada (kendala),” ujarnya.
Maka dari itu, ia menuturkan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi terkait dengan penerapan aplikasi PeduliLindungi di Pasar Tradisional yang ada di Kota Bandung.
“Jadi kita akan evaluasi dari secara umum terkait penerapan aplikasi PeduliLindungi,” pungkasnya.
(Mg4/wan)