Dampak Pandemi, Kopi Kabupaten Bandung Salah Satu Komoditas yang Bertahan

CILENGKRANG – Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang pemasarannya tetap bisa bertahan ditengah pandemi covid-19. Meskipun pemasaran terbatas di pasar lokal, karena terbatasnya waktu yang telah ditentukan oleh pihak pemerintah.

Ketua Kelompok Tani Kopi Manglayang, Dadan R Wijaya bersyukur tetap memiliki pembeli di pasar lokal, karena dalam dua tahun terakhir pemasaran kopi cukuplah sulit akibat tekanan ekonomi pada masa pandemi covid-19, bahkan mereka mengalami penurunan omset hingga 50% jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Namun, pihaknya terus berusaha merawat kemitraan dan kerjasama dengan para pembeli lokal yang sudah terjalin sejak 2017, sehingga hingga akhir tahun ini pihaknya masih memiliki pesanan pre order hingga 50 ton.

Kelompok Tani Kopi Manglayang sendiri, kata Dadan sudah berdiri sejak 2011 dengan luas lahan garapan seluruhnya mencapai 750 hektar yang berada di kawasan perhutani, dalam sekali musim panen pihaknya bisa menghasilkan minimal 562 ton kopi dalam bentuk cherry dan sekitar 150 ton dalam bentuk greenbean.

“Alhamdulillah dalam kondisi pandemi covid-19 ini, kami merasa bersyukur karena pasar masih tetap terjaga, tahun 2021 ini pun walaupun pengaruhnya cukup besar karena kita tidak bisa menjual ke pasar global (pasar internasional), tetapi di lokal pun kerjasama dan kemitraan masih tetap terbangun,” kata Dadan melalui sambungan telepon, Minggu (14/11).

Dadan mengatakan dengan banyaknya pesanan dari pasar lokal, itu bisa membantu kelompok-kelompok tani yang selama pandemi covid-19 ini tidak memiliki pasar, ia mengumpulkan hasil olahan yang masih tersisa pada kelompok-kelompok tani tersebut untuk dijual.

“Kebetulan salah satu buyer kita sudah terbangun dari 2017 dan itu yang betul-betul kita sangat rawat sekali pasarnya, kita sama-sama saling memperhatikan dalam kemitraan ini, sehingga disaat yang lain sedikit pasarnya kita masih bisa berjalan dengan strategi sama-sama saling menguatkan hingga terbangun sampai hari ini,” jelasnya.

Menurutnya, kedepan yang paling utama adalah membangun link pasar yang baru untuk kembali membangun ekonomi masyarakat dan sebaiknya dilakukan strategi pemasaran hasil olahan kopi satu pintu, dimana semua hasil olahan para kelompok tani kopi di Kabupaten Bandung dikumpulkan dan dijual melalui satu wadah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan