Didukung AMS untuk Maju Jadi Capres, Begini Tanggapan Ridwan Kamil

BANDUNG – Menanggapi dukungan untuk maju menjadi Calon Presiden (Capres) dari Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menanggapi isu tersebut dengan santai.

Kang Emil sapaan akrab Gubernur Jabar mengatakan, setiap elemen masyarakat tentunya punya cita-cita dan keinginan. Kalau AMS tadi menyatakan begitu dan mendukung maju untuk Capres 2024, Kang Emil mengucapkan terimakasih.

Kendati begitu, Emil  menyatakan bahwa saat ini masih fokus memberikan komitmen-komitmen di Jabar yang sempat terkendala oleh Covid-19.

‘’Jadi jika melihat bahwa elektoral juga berhubungan dengan kinerja. Kalau kinerja baik, ya pasti elektoral baik,” kata Kang Emil kepada wartawan ketika ditemui di Gedung Sate, Rabu, (10/11)

Dia menilai, saat ini keterkaitannya sebagai kontestan Pilpres tak bisa dihindari. Sebab, tafsir politik kerap mengiringi setiap aktivitasnya.

“Hari-hari ini, semua kalau sudah ngomongin politik tidak bisa dihindari urusannya 2024, kemana saya pergi pertanyaannya selalu itu. Tadi juga ada Dubes Uni Eropa menyentil juga isu politik (pilpres). Jadi tidak bisa dihindari,” ucanya.

Disinggung mengenai survei, Kang Emil menuturkan, bahwa hasil survei tidak bisa dijadikan patokan. Tapi berdasarkan pengalamannya dua kali mengikuti kontestasi politik, survei individu belum bisa menjadi rujukan.

Semua elektabilitas elektoral menjadi acuan dan lebih akurat saat ada sosok calon yang sudah berpasangan.

Kendati begitu, untuk mengukur kemampuan, Emil mengaku akan selalu instropeksi diri. Sebab tidak ada jaminan dua tahun ke depan akan seperti apa.

‘’Saya punya politik tau diri. Harus mengukur. Mampu atau tidak, yang elektabilitasnya memadai atau tidak, walaupun tidak jaminan yah mengukur dua tahun mendatang dari perhitungan sekarang,” jelas dia.

Kang Emil menuturkan, ketika mengikuti  Pemilihan Wali Kota startnya jelek tapi dengan usaha sungguh sungguh akhirnya menang.

‘’Jadi kalau mengukur takdir itu di era sekarang masih jauh. Bahkan sering saya sampaikan bahwa namanya survei baru individual, padahal yang sebenarnya survei itu setelah berpasangan,” kata Ridwan Kamil.

“Bisa aja yang survei hari ini ranking satu berpasangan dengan ranking lima, yang survei ranking dua dipasangkan dengan tiga. Baru disurvei elektabilitas sebagai pasangan menurut saya lebih akurat,” tambah kang Emil. (red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan