BANDUNG BARAT – Sejauh ini Kabupaten Bandung Barat masih kekurangan armada pengangkut sampah. Dampaknya, pelayanan pun tidak bisa dilakukan secara optimal. Terlebih kondisi armada yang ada pun sudah banyak yang rusak.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kebersihan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Nurjaman kepada wartawan, Selasa (9/11).
”Banyak juga kendaraan yang sudah tua. Tapi terpaksa tetap digunakan,” ujarnya.
Saat ini UPT Kebersihan sendiri hanya memiliki 38 armada pengangkut sampah. 30 di antaranya berupa truk dan delapan lainnya berupa kendaraan kecil.
”Untuk melayani 16 kecamatan, idealnya sih memiliki 50 unit truk,” katanya.
Seharusnya, lanjut Nurjaman, kendaraan yang sudah tua harus istirahat tidak digunakan lagi. Namun karena keterbatasan maka kendaraan yang ada pun terpaksa digunakan. Padahal kendaraan-kendaraan yang tua itu kerap harus diperbaiki.
”Karena kekurangan armada, pelayanan pengangkutan sampah baru terlayani di 10 kecamatan saja. Enam kecamatan terutamah yang di daerah selatan belum terlayani,” terangnya.
Dari 10 kecamatan tersebut, rata-rata produksi sampah yang baru terlayani mencapai 150 ton per hari.
”Kalau semua terlayani termasuk dengan yang enam kecamatan, mungkin bisa sampai 650 ton per hari,” bebernya.
Dia mengaku, untuk sisa sampah yang belum terlayani, biasanya warga membakar dan menimbun sampah-sampah tersebut.
”Daerah selatan yang belum terlayani, mungkin sampahnya dibakar. Kita tidak tahu, tapi yang penting kalau secara tradisional seharusnya gali lobang, bakar, lalu tutup lagi,” ucapnya.
Dia menjelaskan, untuk mengatasi kekurangan armada, pihaknya sudah mengajukan penambahan.
”Untuk tahun depan kita minta penambahan 8 unit truk. Tapi itu belum tentu disetujui. Semoga ini diperhatikan karena bagi UPT, prihal pengangkutan ini sangat penting,” pungkasnya.(ziz).