Politisi PDIP Harap Tuduhan Soal Bisnis PCR Dihentikan

JAKARTA – Keputusan Pemerintah menurunkan harga PCR menjadi Rp275 ribu diapresiasi oleh banyak pihak. Pemerintah sudah tiga kali menurunkan harga PCR dari Rp900.000, Rp500.000 hingga Rp 300.000 dan Rp 275.000.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sebelumnya sudah menjelaskan bahwa untuk penentuan tarif PCR dilakukan Bersama BPKP dan dievaluasi secara berkala sehingga menutup potensi kepentingan bisnis

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyarankan agar polemik bisnis PCR dihentikan karena pemerintah sudah bekerja dengan baik dan setiap keputusan yang diambil selalu melihat suara dan masukan dari rakyat.

“Terkait polemik ini disudahi ya, kita tentu mengucapkan banyak terima kasih lah kepada presiden ya begitu responsif, begitu cepat mengambil sikap mengambil keputusan terhadap suara rakyat, masukan rakyat. Khusus untuk harga PCR ya ini menunjukkan bahwa negara mengontrol penuh, meskipun saya sadar belum menyenangkan semua pihak gitu ya,” kata Rahmad Handoyo saat dikonfirmasi, Selasa (9/11).

Soal harga PCR yang saat ini turun, tambah Rahmad, seharusnya masyarakat Indonesia berterima kasih kepada negara (Pemerintah) karena sudah mengontrol harga PCR, dan turunnya harga PCR ini kemungkinan akan terus turun.

“Nah saya kira kita berterima kasih kepada negara sekali lagi karena mengontrol penuh terhadap keberadaan PCR, maupun harga PCR ditentukan oleh negara,” ujar Rahmad.

Menurut politisi PDIP ini, harga PCR akan terus direview oleh Pemerintah secara berkala hingga meredakan pro-kontra di tengah-tengah masyarakat perihal harga PCR ini.

“Ada karena keputusan terakhir bahwa negara akan mereview setiap saat terhadap harga PCR. Saya kira mudah-mudahan ini bisa meredakan suasana, bisa meredakan pro dan kontra, karena negara hadir, negara tidak boleh kalah dan negara mengontrol penuh terhadap keberadaan PCR maupun berapa harga yang harus dipantau oleh Pemerintah kepada para pengusaha,” ucapnya.

Rahmad Handoyo tidak permasalahkan tudingan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang menjalankan bisnis PCR, karena telah dibatasi ruang geraknya oleh negara lewat keputusan harga PCR yang terus dievaluasi secara berkala.

“Nah ini sangat menggembirakan saya, kita sambut baik. Terhadap PCR itu bisnis, memang ententitas bisnis kan, cuma sekali lagi karena ini pandemi negara hadir membuat patokan yang silahkan untung tetapi bisa diterima, dan bisa dibeli dengan daya beli masyarakat yang sedang turun,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan