Essay kolom ini pekan lalu menyebutkan adanya formula “3 plus 1”, yakni 3 orang gubernur plus satu orang non gubernur yang masuk dalam jajaran atas hasil polling lembaga survey capres 2024. Tiga orang orang itu adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil alias Emil. Sedangkan satunya lagi adalah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Dari ke empat orang itu dua di antaranya merupakan “orang partai” (yakni Ganjar dari PDIP dan Prabowo sebagai owner Gerindra). Sedangkan dua lagi tidak punya partai yakni Emil dan Ganjar. Pengertian tidak punya partai di sini bukan berarti dari jalur independen, namun lebih karena keikutsertaannya dalam pilpres sangat tergantung apakah ada parpol yang akan meminangnya. Jadi sekalipun hasil polling Ganjar bagus namun statusnya belum aman karena, yaitu tadi…kendaraan politik belum ready.
Sekarang mari kita lihat head to head “3 plus 1” di atas. Kita mulai dari Prabowo Subianto. Masuknya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju sangat mengejutkan. Betapa tidak, kita ketahui saat masa kampanye pilpres 2019 begitu sengitnya kubu Prabowo melawan kubu Jokowi, semua amunisi ditembakkan ke Jokowi. Kejutan mencapai puncaknya ketika Jokowi dinyatakan menang kemudian ia menarik Prabowo masuk ke kabinetnya untuk jadi menhan. Sejak saat itu sikap Prabowo terhadap Jokowi berubah 180 derajat. Tentu itu sesuatu hal yang wajar karena sekarang Jokowi jadi bosnya.
Namun secara kinerja masyarakat tidak banyak tahu apa yang telah ia kerjakan untuk negeri ini. Bahkan dalam suatu acara rapat dengar pendapat dengan DPR, salah seorang anggota DPR berkomentar miring ke Prabowo karena dinilai lebih banyak diam setelah jadi menteri. Lantas Prabowo dengan taktis menjawab bahwa selaku menhan justru kalau banyak bicara maka banyak hal rahasia militer Indonesia yang bocor. Jawaban yang masuk akal atau sekedar ngeles saja, hanya Prabowo yang tahu.
Kejutan berikutnya dari Prabowo adalah ia termasuk yang paling banyak menduduki posisi puncak dalam survey bursa presiden. Tentu ini merupakan sesuatu yang anomali. Di satu sisi Prabowo dinilai kurang berprestasi selama menjabat menteri, namun sekalipun lebih banyak duduk manis ternyata tingkat keterpilihannya dalam pilpres mendatang masih lumayan tinggi. Kita tunggu saja apakah Prabowo masih mampu memberi kejutan dalam pilpres 2024.