Literasi dan Produktivitas

Oleh : Ateng Kusnandar Adisaputra

Amich Alhumami, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, bahwa kemampuan literasi yang rendah dapat menyebabkan Sumber Daya Manusia  (SDM) tidak produktif saat memasuki dunia kerja. Selain itu, literasi yang rendah juga menyebabkan biaya pendidikan menjadi lebih mahal, serta pendapatan rendah yang berimbas pada kesejahteraan, ongkos kesehatan menjadi mahal, dan angka kriminalitas meningkat. Pendapat Amich Alhumami tersebut, disampaikan pada saat Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI secara daring, pada tanggal 23 Maret 2021.

Selanjutnya, Amich menegaskan, negara dengan proporsi penduduk yang bekerja sangat besar di berbagai lapangan dan jenis pekerjaan justru mensyaratkan kemampuan baca yang tinggi karena akan cenderung lebih produktif. Pendapat lain dari Amich Alhumami, bahwa pada negara yang belum menjadikan keterampilan membaca sebagai ukuran kinerja di tempat kerja cenderung kurang produktif atau produktivitasnya rendah.

Kaitan hubungan literasi dan produktivitas, Amich Alhumami memberikan data, bahwa berdasarkan Global Knowledge Indeks 2020, yang dirilis Bappenas, Indonesia menempati peringkat ke-81 dari 138 negara, dan peringkat ke-23 dari 36 negara, dalam hal pembangunan manusia yang tinggi.

Data lainnya, hubungan literasi dan produktivitas, disampaikan Tatang Muttaqin (Mengelola Harapan, 2021), dalam hal siswa belajar 50 menit, hasilnya : Hongkong sebanyak 1.018 kata, Indonesia hanya 509 kata. Rata-rata skor kompetensi guru, Hongkong mencapai 95%, sedangkan Indonesia hanya 57%. Untuk income per capita, Belanda mencapai 27.4 jam per minggu, dengan pendapatan 55.000 US$/tahun, sedangkan Indonesia dalam 40 jam per minggu, pendapatannya hanya 4.000 US$/tahun.

Pendapat Amich Alhumami, didukung data Global Knowledge Indeks 2020, dan dari Tatang Muttaqin bahwa literasi dan produktivas mempunyai hubungan yang sangat erat, keduanya saling mengisi, saling ketergantungan,  dan tidak bisa dilepaskan, serta satu sama lain saling mendukung.

Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan yang dapat diimplementasikan. Pendapat lain, pengertian literasi adalah seperangkat keterampilan  dan kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, berhitung, serta memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari. Literasi telah berkembang menjadi literasi digital, literasi finansial, literasi sains, literasi kebudayaan dan kewargaan, serta literasi lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan