Kasus Aktif Covid-19 Nasional Menurun 13 Minggu Berturut-turut

JAKARTA – Penurunan kasus Covid-19 sudah terjadi dalam 13 minggu berturut-turut setelah sebelumnya Indonesia sempat dilanda badai Covid-19 varian Delta. Ketika itu, kasus aktif Covid-19 melampaui 500 ribu atau setengah juta orang. Kasus aktif adalah pasien yang membutuhkan perawatan medis. Kini setelah 2 bulan berlalu, kasus aktif Covid-19 tersisa 16 ribu orang.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan kondisi saat ini merupakan hasil dari penanganan kasus yang sebelumnya melonjak. Maka keputusan untuk melakukan pembukaan secara bertahap didasarkan pada pola peningkatan kasus.

Untuk memahami lebih jelas, perkembangan kasus positif dalam sepekan terakhir turun menjadi 6.826 setelah mencapai angka tertinggi 542.236 selama lonjakan kedua. Penurunan kasus juga berkaitan erat dengan penurunan angka kesembuhan, dikarenakan jumlah kasus yang menurun. Pekan lalu saja, ada 12.567 orang sembuh, sementara jumlah kesembuhan tertinggi di lonjakan kedua 176.934 orang.

Pada kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan medis, juga terus menurun jumlahnya. Pada saat puncak kedua jumlahnya mencapai 542.236 kasus atau 18,84 persen, kini turun menjadi 16.388 atau 0,43 persen.

Positivity Rate Covid-19 Ikut Turun

Sejalan itu, angka positivity rate juga mengalami penurunan drastis menjadi 0,56 persen setelah mencapai 26,76 persen saat puncak kedua. Serta tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan atau Bed Occupancy Rate (BOR) menjadi 5,69 persen dari sebelumnya 77,77 persen pada saat puncak kedua.

“Dalam rangka pembukaan secara bertahap, perlu belajar dengan cara melihat jauh ke belakang pada penanganan pandemi sejak tahun 2020. Mencermati pola peningkatan kasus, akan menjadi pembelajaran penting dalam pembukaan bertahap,” katanya secara daring baru-baru ini.

Kondisi Covid-19 di Indonesia yang saat ini membaik, lanjutnya, tercapai berkat dukungan seluruh lapisan masyarakat, peran tenaga kesehatan sebagai garda terdepan pengendalian, serta kerjasama berbagai sektor, kementerian, dan lembaga. Oleh karena itu, kata Prof Wiku, dalam periode pembukaan bertahap ini, prestasi tersebut harus dipertahankan.

“Dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, pengujian ekstensif, dan kesediaan untuk divaksinasi, produktivitas masyarakat dapat terus dilakukan dengan aman,” tegas Prof Wiku. (Jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan