JAYAPURA – Pelatih kepala tim sepak bola putra Aceh Fakhri Husaini menyelamati tim Papua yang berhasil meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Aceh sendiri harus puas hanya mendapatkan medali perak setelah kalah 0-2 melawan Papua dalam partai final di Stadion Mandala, Kota Jayapura, Kamis (14/10).
“Inilah sepak bola, saya mengucapkan selamat untuk tim Papua, Coach Edu (Eduard Ivakdalam), seluruh staf pelatih dan semua pemain mereka,” kata Fakhri selepas pertandingan.
“Mereka salah satu tim yang cukup stabil penampilannya,” ujarnya menambahkan.
Dalam partai final, Fakhri mengakui pemain-pemainnya sulit keluar dari tekanan setelah terkena hukuman tendangan penalti saat laga belum genap berusia empat menit karena wasit Fariq Hitaba menyatakan Rezal Mursalin melakukan pelanggaran handball di dalam kotak terlarang.
“Saya tidak jelas apakah itu benar penalti ataupun tidak. Tapi apa pun itu, di pertandingan sepenting ini terkena penalti pada menit-menit awal, di tengah semua penonton yang hadir adalah pendukungnya tuan rumah, tentu tidak mudah buat pemain keluar dari situasi tertekan itu,” kata dia.
Tekanan itu pula boleh jadi berujung pada gol kedua Papua yang berawal dari kelalaian para pemain Aceh kehilangan bola di area sendiri.
Situasi itu kemudian berhasil dimanfaatkan Ricky Ricardo Cawor yang mencetak gol keduanya dalam final tersebut untuk menggandakan keunggulan.
“Gol kedua juga kesalahan kami sendiri, pemain saya kehilangan di area sendiri, kemudian shooting dari lawan cukup bagus,” kata dia.
“Tapi secara umum saya mengapresiasi perjuangan para pemain. Mereka sudah berjuang sekuat tenaga, dengan masa recovery cuma sehari dan banyak pemain saya juga yang sakit-sakit itu belum bisa tampil optimal juga,” tutup Fakhri.
Bagi Fakhri pribadi, perak PON bersama Aceh adalah perbaikan prestasi mengingat pada 2008 silam dia hanya memenangi medali perunggu untuk Kalimantan Timur. (ANTARA)