Partai Gelora Buka Pintu Lebar Jika Ridwan Kamil Mau Bergabung

BANDUNG – Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Jawa Barat Haris Yuliana, mengapresiasi keputusan Ridwan Kamil untuk masuk sebagai kader partai politik pada tahun 2022.

Bahkan, menurut Haris Yuliana, partai Gelora sangat terbuka jika Ridwan Kamil mau bergabung dengan partai besutan Anis Matta ini.

“Kita apresiasi keputusan Ridwan Kamil tentang rencana akan masuk parpol pada tahun 2022 mendatang. Bahkan kita sangat terbuka jika kang Emil mau bergabung bersama kami di Partai Gelora,” katanya.

Saat ditanya apa sudah ada komunikasi dengan Ridwan Kamil, Haris mengatakan pihaknya dengan Gubernur Jawa Barat tersebut memiliki hubungan cukup baik sejak jaman Wali Kota Bandung dulu.

“Kalau untuk komunikasi cukup baik, saya kenal dengan beliau sejak jaman pilwalkot dulu sampai sekarang, kita punya sejarah panjang dengan kang Emil,” katanya.

Menurut dia, untuk membangun sebuah peradaban, harus memiliki kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri menurut Haris bisa diraih melalui partai politik.

“Jika ingin memberikan kontribusi yang lebih luas bagi bangsa, tidak ada cara lain selain melalui partai politik, Jadi Ridwan Kamil ini sudah berada dijalur yang benar,” jelas Haris saat ditemui di Bandung, Minggu (10/10).

Menurut Haris, Partai politik (parpol) memiliki peran penting dalam masyarakat demokrasi. Partai politik ini lanjut Haris, adalah organisasi yang hidup ditengah masyarakat.

“Sudah seharusnya partai politik ini menjadi pabrik ide dan narasi-narasi untuk kemajuan sebuah bangsa,” katanya.

Jika hari ini banyak yang skeptis atau memandang sebelah mata terhadap partai poltik, itu bukan sebuah persoalan. Karena lanjut dia, sudah menjadi tugas para kader partai untuk membuktikan dengan kerja nyata melalui partai politik.

Sebenarnya lanjut Haris, jika partai politik digunakan untuk hal-hal yang tidak benar, maka yang harus disalahkan bukan partainya tapi pribadinya masing-masing. Karena hari ini tidak ada satu pun partai politik yang mengajarkan hal-hal yang beetentangan dengan UUD 45.

“Jadi, partai politik ini sebuah alat untuk membangun peradaban,” katanya.

Haris menganalogikan bahwa partai politik ini seperti pisau dapur. Jika ditangan penjahat pasti dipakai untuk mengamcam atau menusuk orang lain. Tapi jika ditangan seorang koki pasti akan menghasilkan masakan yang sempurna.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan