Petambak KJA di Waduk Saguling Didorong Alih Usaha ke Kolam Darat

NGAMPRAH – Pembudidaya atau petambak ikan kolam jaring apung (KJA) yang berada di genangan Waduk Saguling tepatnya di Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mulai berani menjajagi alih usaha ke kolam darat.

Hal tersebut sebagai bagian dari dukungan kepada program Citarum Harum. Mengingat lambat laun keberadaan KJA di Saguling, Cirata, dan Jatiluhur, akan dikurangi untuk menjaga kualitas air dan pelestarian lingkungan waduk (bendungan).

Kasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), KBB, Iip Kusyaman, mengatakan, program alih usaha pembudidaya ikan KJA di Dermaga Ungrem Bongas mendapatkan support dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Melalui dana alokasi khusus (DAK) bantuan kolam, benih ikan lele, dan pakan.

“Kita menggandeng pembudidaya ikan KJA yang tergabung dalam Paguyuban Gabungan Baraya Saguling (GBS), agar mereka mau alih usaha dari KJA ke kolam darat. Hal ini direspons positif oleh 10 kelompok yang mendapatkan bantuan 100 kolam darat dari kementerian,” ucap Iip, Jumat (8/10).

Nantinya ketika KJA di Saguling ditertibkan untuk mendukung program Citarum Harum, maka pembudidaya ikan sudah siap dan tetap tidak akan kehilangan pekerjaan.

Paguyuban GBS mencakup anggota dilima desa, yakni Bongas, Rancapanggung, Budiharja, Batulayang, dan Mukapayung dengan total KJA mencapai 12.000 dari total KJA di Waduk Saguling 38.000.

“Bantuan yang diberikan dan sudah berjalan yakni kolam darat berbentuk lingkaran dengan diameter 3 meter, 13.400 ekor benih ukuran 4-5 sentimeter/kelompok, dan pakan 1.480 kg,” sebutnya.

Ketua Paguyuban Gabungan Baraya Saguling (GBS), Asep Elep menyambut baik adanya alih usaha dari KJA ke kolam darat.

Meskipun untuk budidaya ikan lele harus adaptasi lagi karena terbiasa membudidayakan ikan nila, ikan mas, dan patin. Namun demi kebaikan bersama dan suksesnya program Citarum Harum paguyubannya mendukung langkah tersebut.

“Kita memang harus adaptasi dulu termasuk mencari pangsa pasar. Tapi apa salahnya mencoba sebagai percontohan, sambil berharap tidak semua KJA di Saguling dinolkan. Misalnya masih diperbolehkan dengan jumlah yang dibatasi,” ujarnya. (mg6)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan