“Ini adalah contoh bagaimana sinergisitas Satgas Citarum Harum, Pemerintah Kota, Kementerian PUPR menjaga lingkungan. Baik sungai sebagai wujudnya, maupun fungsinya sebagai sumber air,” kata Bastari.
Bastari mencontohkan fenomena yang muncul ketika penataan wilayah sungai di salah satu daerah di Jakarta. Menurutnya, penataan ini bukan persoalan estetika atau kenyamanan semata, melainkan turut memberikan dampak besar bagi sejumlah asek kehidupan.
“Ada contoh di Jakarta, penataan sungai itu menurunkan tingkat kriminalitas. Kemudian juga tingkat kesehatan naik. Jadi ini sangat berpengaruh kepada peningkatan aspek kehidupan,” jelasnya.
Sedangkan Komandan Sektor 22 Satgas Citarum Harum, Kolonel Inf. Eppy Gustiawan menuturkan, program penantaan bantaran sungai Cipamokolan ini memang tidak mudah. Namun, kolaborasi antar instansi yang menunjang proses penataan berjalan dengan lancar.
“Sebelumnya kita tata sesuai peran yang ada. Di situ ada bangunan liar, sedimentasi, limbah domestik, itu kita tata. Kita berkolaborasi juga, tidak sendiri,” ungkap Eppy.
Oleh karenanya, Eppy berharap besar apabila semua elemen masyarakat berperan menjaga dan merawat kelestarian lingkungan di Sungai Cipamokolan. Utamanya, yang saat ini sudah lebih indah dengan beragam fasilitas publik.
“Dengan adanya penataan, kita bisa merawat lingkungan yang ada. Karena tidak hanya peran dari satgas aja, tapi peran dari masyarakat secara menyeluruh,” harapnya.