JAKARTA – Muhammad Kece belakangan ini hangat dibicarakan di media sosial dan lini pemberitaan media massa.
Muhammad Kece diduga melakukan penistaan agama Islam.
Dia pun ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Bareskrim Polri.
Namanya pun makin membanjiri pemberitaan kala dianiaya Irjen Napoleon Bonaparte.
Napoleon yang juga bekas kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri itu memukul YouTuber kontroversi sampai babak belur bahkan dilumuri kotoran manusia.
Kasus tersebut terungkap setelah adanya laporan yang dilayangkan Muhammad Kece pada 26 Agustus terkait penganiayaan.
Laporan itu teregister dengan nomor LP Nomor 0510/XIII/2021/Bareskrim, atas nama pelapor Muhammad Kosman atau yang mengaku Muhammad Kece.
Kini, Irjen Napolen bersama empat orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kece.
Lantas, siapa sebenarnya Muhammad Kece?
Pendeta Saifuddin Ibrahim, kerabat M Kece menjelaskan secara singkat profil tersangka kasus dugaan penistaan agama dan korban penganiayaan Irjen Napoleon itu.
Saifuddin mengatakan Kece merupakan pria yang memeluk agama Kristen.
Mulanya, M Kece beragama Islam, tetapi dia merasa putus asa sehingga memutuskan hijrah ke agama Kristen.
“Dia masuk Kristen karena putus asa karena ketidakadilan dalam beragama, dalam bertuhan, dalam membangun rumah ibadah,” kata Saifuddin saat dihubungi jpnn.com, Kamis (30/9).
Pendeta Saifuddin mengatakan Muhammad Kece adalah sosok yang selalu mewartakan injil usai pindah agama.
“Kosman ini orang baik. Kalau dia bukan orang baik, enggak mungkin dia masuk Kristen,” ujar Saifuddin.
Dia mengatakan M Kece berasal dari Pangandaran, Jawa Barat.
Kece memperistrikan seorang perempuan dari Cilacap, Jawa Tengah.
Tak hanya itu, kata dia, keseharian M Kece berkebun, memelihara ayam, dan ikan.
Muhammad Kece juga pernah menjadi sopir taksi. Meski tak dijelaskan tahunnya, Kece menjadi sopir sembari mewartakan injil.
“Kadang-kadang dia jual peyek, jual kerupuk,” kata Saifuddin.
Nasib buruk pernah menimpa Kece pada 2004. Sebab, dia pernah diusir oleh majelis ulama Pangandaran.
Meski Saifuddin tak menjelaskan alasannya, M Kece bahkan pernah pindah tempat sebanyak tujuh kali.
“Dia (Muhammad Kece, red) diusir dari kampung. Dia pindah tujuh kali diusir dari satu kampung ke kampung, sampai terakhir di Bali dan ditangkap dan dibawa ke Bareskrim,” kata Pendeta Saifuddin Ibrahim. (Jpnn)