Menteri Nadiem: Nggak Apa-Apa Kalau Saya Dikritik, Pengorbanan

JAKARTA – Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak pihak yang berpikir PTM adalah kebijakan yang dinilai terburu-buru.

PTM sendiri dilakukan akibat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang kurang optimal. Untuk itu, agar dampak learning loss tidak menjadi permanen kepada anak muda Indonesia, dilakukanlah PTM.

Para orang tua pun mendukung segera dilaksanakannya PTM. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.

“Saya yang harus berjuang untuk murid-murid ini dengan apapun. 80 sampai 85 persen dari masyarakat juga ingin sekolah tatap muka balik,” jelas Nadiem melalui webinar Bangkit Bareng dikutip Rabu (29/9).

Hal itu pun menjadi pegangan bagi dirinya agar segera dilaksanakannya PTM terbatas di wilayah PPKM level 1 sampai 3. “Jadi itu pegangan saya, saya di sisi orang tua dan murid-murid kita,” tambahnya.

Nadiem pun mengaku tidak mengapa sering disalahkan oleh publik atas kebijakan-kebijakannya yang dinilai tidak tepat. Menurutnya, hal ini sudah menjadi tanggungjawabnya sebagai menteri.

“Itu yang jadi pegangan saya. Nggak apa-apa kalau saya sedikit dikritik atau apa. Tutup sekolah kan saya disalahkan, sekarang buka sekolah saya disalahkan. Gapapa, sudah biasa namanya pengorbanan lah,” pungkasnya. (jawapos)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan