BOGOR – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Selain untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi juga untuk meminimalisir terjadinya resiko bencana hidrometeorologi seperti banjir.
Di Provinsi Jawa Barat, Kementerian PUPR melalui Direkorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air tengah dibangun dua Bendungan Kering (dry dam) Sukamahi dan Ciawi di Kabupaten Bogor untuk membantu mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung. Pembangunan kedua bendungan merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir kawasan Metropolitan Jakarta.
Kedua bendungan ini akan menjadi bendungan kering pertama yang dibangun di Indonesia. Sebagai bendungan kering, maka pengoperasiannya akan berbeda dengan bendungan lain, di mana kedua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini kering.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane Bambang Heri Mulyono mengatakan, Bendungan Ciawi memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas area genangan 39,40 hektare untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 m3/detik. Sementara itu, Bendungan Sukamahi yang dibangun tidak jauh dari lokasi Bendungan Ciawi memiliki daya tampung 1,68 juta m3 dan luas area genangan 5,23 hektare dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 m3/detik.
Ia menyebut, untuk meningkatkan manfaatnya bagi perekonomian setempat, Kementerian PUPR berencana mendorong pengembangan Ecotourism Park atau Taman Ekowisata kawasan Puncak Bogor pada pembangunan Bendungan Sukamahi.
“Karena ini bendungan kering, nantinya juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan edukasi, di mana pengunjung dapat melihat detail konstruksi bendungan secara langsung,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (25/9).
Infrastruktur berikutnya yang dibangun di Provinsi Jawa barat oleh Kementerian PUPR, yaitu Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung, yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Januari 2020 lalu. Pembangunan terowongan ini merupakan bagian dari pengendalian banjir di hulu Sungai Citarum.
Kepala BBWS Citarum Bastari mengatakan, konstruksi terowongan merupakan bagian dari pembenahan Sungai Citarum sekaligus mengendalikan banjir yang kerap terjadi di kawasan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.