DEPOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok sedang menyusun rencana untuk melakukan pencegahan terhadap stunting di Kota Belimbing itu.
Namun, menurut Kapala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes Kota Depok, Zakiah untuk mewujudkan perencanaan tersebut butuh koordinasi dan kolaborasi dengan sejumlah instansi lintas Perangkat Daerah (PD), Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Kementerian Agama (Kemenag), hingga organisasi profesi dan lembaga terkait lainnya.
“Ini dikarenakan program yang sedang disusun memiliki banyak irisan kepentingan dengan lembaga atau instansi terkait lainnya. Di samping itu, dengan melibatkan stakeholder yang ada maka tentu akan mempermudah realisasi program ini,” katanya, Sabtu (25/9).
Dikatakan, rancangan kegiatan yang akan dilakukan ke depan dalam rangka mengatasi masalah stunting ini mencakup pembentukan tim, penyusunan dokumentasi, FGD penyusunan Strakom KPP (startegi Komunikasi Perubahan Perilaku), penyusunan regulasi, Komunikasi Antar Pribadi (KAP) petugas kesehatan, kader, pemantauan, sampai dengan pelaporan.
Lebih lanjut, Zakiah menjelaskan, terdapat enam perubahan perilaku pencegahan stunting yang diinginkan.
“Pertama dari sisi ibu hamil. Harus minum Tablet Tambah Darah (TTD). Melakukan Antenatal Care (ANC) secara rutin dan sesuai standar. Mengikuti kelas ibu hamil, serta mengonsumsi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) khusus bagi ibu hamil yang kekurangan energi protein (KEP),” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, yang kedua adalah bayi. Setiap bayi, kata dia, dipastikan mendapatkan ASI eksklusif, dan mendapatkan imunisasi lengkap. Berikutnya, untuk bayi berusia 6-24 bulan, harus mendapatkan makanan pendamping ASI dan makanan lokal.
“Selain itu, balita juga terpantau dalam status gizi baik pertumbuhan dan perkembangan. Balita juga dipastikan mendapat vitamin A, imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan, serta di daerah endemik kecacingan, mengonsumsi obat cacing,” pungkasnya. (Mg2)