DEPOK – Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) tengah berupaya membangun kualitas sumber daya manusia lewat program Keluarga Berencana (KB).
Kepala DPAPMK Kota Depok, Nessi Annisa Handari menuturkan, pelayanan KB memiliki dampak positif terutama dalam membangun ketahanan keluarga.
“Tujuan KB tak lain untuk mengatur kehamilan, menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak serta untuk menjaga kesehatan. Dengan begitu kita mampu wujudkan sumber daya unggul dan berdaya saing melalui keluarga berkualitas,” kata Nessi, Kamis (23/9).
Dia melanjutkan, selama pandemi Covid-19, pelayanan KB sempat terhambat, sebab terdapat penurunan dalam capaian program KB.
“Jika dibandingkan pada tahun 2019 untuk kepesertaan KB sebanyak 75,30 persen, maka pada 2020 jumlahnya menyusut menjadi 75,04. Selain itu, untuk penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang juga mengalami hal serupa, di mana angkanya menurun sebesar 25,82 persen di 2020 dari sebelumnya 26,01 persen di 2019,” ucapnya.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya mencoba menjalin sinergitas dengan sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) dan bidan praktek mandiri untuk upaya keberlangsungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama pandemi.
“Untuk faskes ada empat Rumah Sakit (RS) yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, RS Setya Bhakti, RS Universitas Indonesia, dan RS Bhayangkara Brimob, kemudian ditambah dengan 11 Puskesmas yang tersebar di tiap kecamatan,” ujarnya.
Di samping itu, pihaknya juga terus berkomitmen meningkatkan akses dan kualitas informasi konseling, pelayanan KB, percepatan penurunan stunting hingga optimalisasi kesehatan reproduksi. (Mg2/wan)