BANDUNG – Para santri akui pembelajaran saat pandemi Covid-19 terasa memberatkan. Pasalnya selain mereka harus tetap belajar dengan pembelajaran seperti biasa, sejumlah aturan lainnya diterapkan guna melindungi warga pesantren dari ancaman Covid-19.
“Sekarang beda aja kalau ada corona, salat harus jaga jarak,” ucap Imadudin, salah satu santri Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Kamis (16/9).
Siswa kelas dua SMP tersebut mengaku, sebelumnya pernah terserang Covid-19 saat berada di rumahnya di Jakarta. Dia baru dua bulan kembali ke Pesantren. Komentar serupa juga datang dari santri lain saat ditemui dilokasi yang sama.
“Dari dulu kan wajib salat berjamaah, sekarang juga sama tapi kudu bawa sajadah masing-masing, jadi ribet,” kata Ahmad Taufik.
Baik Ahmad maupun Imam, keduanya merasakan hal yang lebih memberatkan dibanding masa-masa sebelumnya. Menjelang terbentuknya herd immunitty saat orang berbondong-bondong melakukan vaksin mereka berdua ingin pandemi Covid-19 segera usai.
Meski begitu, mereka berdua mengaku siap untuk menerima vaksin kedua tanpa ada rasa keraguan.
“Kata mamah boleh vaksin, terus ustad juga nyuruh,” tambah Ahmad.
Beberapa pesantren memang sudah kembali melakukan kegiatan belajar. Sampai saat ini tingkat antusiasme pesantren terhadap vaksinasi Covid-19 tidak semasif sekolah namun protokol kesehatan ketat juga diterapkan seperti di Ponpes Syamsul Ulum yang berlokasi di Cigending, Ujungberung tersebut.
Selain harus taat beribadah warga pondok juga dibekali dengan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan dari virus. Mengingat banyaknya santri yang datang dari luar Bandung, pesantren ini terlibat dalam gelaran vaksin yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2 Cilengkrang Bandung. (mg1)