AGSI Minta Pemerintah Tambah Kuota Afirmasi untuk Seleksi PPPK

JAKARTA – Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) menilai passing grade seleksi guru skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) masih tinggi. Kekhawatiran tidak lolos itu pun muncul pasca mengikuti seleksi tersebut.

Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma pun meminta kepada pelaksana agar menurunkan passing grade. Ia berharap passing grade turun sampai di bawah standar rata-rata skor yang diperoleh guru.

“Mudah-mudahan passing grade di bawah standar, karena saya dapat info sebagian teman-teman di bawah standar untuk tes bidang,” kata dia dalam telekonferensi pers, Selasa (14/9).

Akan tetapi, Sumardiansyah ingin melihat seberapa tinggi skor yang dapat dicapai oleh para guru. Apabila dibawah rata-rata, pihaknya akan melakukan upaya atau melakukan komunikasi kepada pemerintah dan pihak terkait.

“Itu setelah kita punya data nasional. Artinya setelah seleksinya selesai tahap akhir, berapa sih rata-rata skor yang diperoleh guru honorer. Apakah lolos passing grade, apakah dibawah passing grade atau justru minimal passing grade,” tambah dia.

Menurutnya afirmasi diperlukan agar mempermudah guru honorer lolos sebagai PPPK, apalagi kebutuhan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) juga cukup besar. Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan afirmasi lain, seperti kepada guru yang memiliki NUPTK, sertifikasi pendidik, lama mengabdi, dan usia.

“Afirmasi bisa jadi kebijakan, dispensasi supaya teman-teman bisa masuk dalam gerbong PPPK,” ungkap Sumardiansyah.

Pemerintah jangan hanya berpatokan pada kompetensi semata, namun tidak melihat lama guru yang mengabdi.”Persoalan kompetensi, seharusnya pemerintah melakukan itu secara berkelanjutan, tapi soal pengabdian, soal kesabaran, totalitas tidak bisa dibayar dengan apapun. Kompetensi bisa dilatih, tapi pengabdian sekian puluh tahun tidak bisa diukur dengan apapun,” pungkas dia. (jawapos)

Tinggalkan Balasan