Enam Tahun Warga Tunggu Palang Pintu KA Stasiun Cimekar, Namun Tak Ada Kejelasan

BANDUNG – Salah satu hadirnya infrastruktur publik adalah untuk memberi kemudahan dan rasa aman pada masyarakat. Salah satunya kereta api.

Kereta api merupakan moda angkutan yang bisa diakses oleh masyarakat dengan berbagai kemudahan mulai dari akses, waktu dan jumlah penumpang dalam jumlah banyak. Namun kehadirannya kerap kali tak sejalan dengan fasilitas pendukung keamanan seperti palang pintu rel kereta yang tak jarang berada dekat dengan pemukiman warga.

Jalan menuju Stadion GBLA via Cibiru Hilir contohnya, rel kereta api yang dekat dengan stasiun Cimekar ini tidak memiliki palang pintu otomatis, sedangkan jumlah pengguna jalan baik roda dua maupun roda empat terbilang sibuk hilir mudik melewati kawasan ini.

“Ya gini aja belum ada kejelasan sampai sekarang malah dibiarin, mau ada palang pintu atau enggak sampai sekarang gak ada bantuan,” ujar Dudung petugas keamanan palang pintu rel KA Cimekar, Minggu (12/9).

Dia mengaku, pihak Dinas Perhubungan (Dishub), PT. Kereta Api Indonesia atau pemerintah setempat tidak merespon apa yang warga butuhkan.

“Udah enam tahun disini pintunya masih manual, yang jaga juga sukarela tanpa gaji. Bilangnya (pihak terkait) kalau mau jaga silahkan, enggak ya gak apa-apa,” ucapnya.

Dudung juga menceritakan awal tahun 2020 lalu banyak terjadi kecelakaan, setidaknya dua orang pengguna sepeda motor dan satu unit mobil tertabrak kereta. Dia dan pihaknya telah lama meminta kepada pemerintah terkait, tetapi hingga kini masih belum mendapat kabar mengenai palang pintu yang amat dibutuhkan oleh masyarakat.

“Yang jaga disini pagi sampai malem, karena kan kereta gak berhenti ya. Pengennya sih pemerintah sadar,” harapnya.

Dudung menuturkan, titik rel kereta, awalnya merupakan aliran sungai yang kini sudah dialihkan. Sekitar stasiun tersebut merupakan akses yang banyak dipakai oleh warga menuju Gedebage, Stadion GBLA dan menuju Kabupaten Bandung.

Selain itu, salah satu yang menjadi terbengkalainya palang pintu rel kereta api otomatis adalah karena jalur tersebut membelah dua bagian wilayah yakni sebelah kanan Cibiru Hilir (Kabupaten Bandung) dan Kiri Gedebage (Kota Bandung). “Ya jadi saling mengandalkan namun kejelasan tidak ada,” gerutunya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan