JAKARTA – Danone-AQUA memiliki komitmen terhadap lingkungan untuk selalu mengembangkan dalam pengelolaan sampah plastik di berbagai daerah.
Baru baru ini, Danone- Aqua bersama Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) di Jimbaran Bali.
Dibangun di atas lahan seluas 5000m², fasilitas ini merupakan kolaborasi antara Danone-AQUA dan PT Reciki Mantap Jaya (Reciki) selaku pelaksana operasional TPST.
Pengelolaan juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Badung, Pemerintah Provinsi Bali, dan berbagai institusi serta komunitas.
TPST Samtaku Jimbaran ini menjadi TPST terbesar di Bali dengan kapasitas pengelolaan sampah maksimum mencapai 120 ton/hari.
Pengelolaan sampah di TPST Samtaku Jimbaran menggunakan model ekonomi sirkular dan Zero Waste to Landfill.
Sampah yang terkumpul nantinya dikelola dan dapat dimanfaatkan kembali seluruhnya sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Termasuk diantaranya adalah botol plastik bekas bisa didaur ulang milik Veolia untuk diolah menjadi material rPET (recycled PET) sebagai bahan baku botol plastik baru Danone-AQUA.
Sedangkan sampah organik akan dikelola menjadi kompos dan sebagian akan diproses bersama dengan sampah residu dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk menghasilkan bahan bakar.
Menggapi ini Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sangat mengapresiasi langkah Danone-AQUA dan Reciki yang peduli terhadap lingkungan dengan membangun TPST Samtaku di Jimbaran ini.
‘’Kolaborasi pemerintah daerah dan swasta seperti ini merupakan contoh yang sangat bagus untuk diterapkan dalam menangani persampahan,’’kata Luhut.
Menurutnya, implementasi dari perubahan paradigma pengelolaan sampah secara terintegrasi dengan pendekatan ekonomi sirkular sangat penting diketahui masyarakat.
‘’Kita sudah menyepakati langkah-langkah penyelesaian penanganan sampah, dengan melakukan revitalisasi TPS-3R dan membangun TPST baru agar sampah dapat ditangani sedekat mungkin dari sumbernya,’’kata dia.
Dengan adanya TPST seperti Samtaku yang menerapkan teknologi yang lebih advance dalam pengolahan sampah, diharapkan timbulan sampah di Bali dapat ditangani hampir seluruhnya, sehingga kita tidak lagi tergantung dengan TPA.