JAKARTA – Setelah kian banyaknya jenis vaksin COVID-19 yang masuk ke Indonesia, saat ini muncul golongan masyarakat yang memilih jenis vaksin berdasarkan merek tertentu seperti Moderna dan Pfizer. Hal itu membuat mereka menunda waktu menerima vaksin.
Padahal tujuan awal penambahan vaksin di Indonesia adalah demi menjaga ketersediaan vaksin serta menjangkau lebih banyak kalangan. Terutama kelompok masyarakat rentan yang memiliki komorbid berat, ibu hamil maupun anak-anak.
Maka bisa dibilang sikap menunda vaksin demi mendapatkan jenis suntikan tertentu adalah tidak menguntungkan atau lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
“Vaksin itu kalau dari sisi kebijakan sudah jadi kebutuhan hidup. Tanpa sertifikat vaksin, bisa dibilang enggak bisa pergi kemana- mana,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Erizon Safari kepada ANTARA.
Sebagai tenaga medis yang aktif dalam penanganan COVID-19, ia menyayangkan sikap memilih-milih vaksin karena menghambat capaian target herd immunity atau kekebalan komunitas sebagai salah satu tujuan Pemerintah memberikan vaksin kepada masyarakat.
Alasan Pilih-Pilih Vaksin
Ada banyak segudang alasan yang dikemukakan oleh kelompok yang masih memilah-milih vaksin, di antaranya mulai dari menghindari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) hingga alasan ingin mendapatkan vaksin dengan efikasi yang paling tinggi.
Padahal Kementerian Kesehatan berulang kali telah mengingatkan apapun jenis vaksin yang diterima masyarakat, baik itu Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Pfizer, maupun Moderna, terbukti membantu tubuh untuk melawan virus SARS-Cov-2 bila terpapar.
Tubuh yang seharusnya mengalami gejala berat saat COVID-19 menyerang, akan sangat terbantu kesembuhannya jika sebelumnya telah menerima vaksin.
“Mana sih vaksin yang paling bagus? Ada Sinovac, Sinopharm, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Ternyata semua vaksin tadi masih efektif dalam menurunkan risiko kena COVID-19 bergejala berat termasuk kematian akibat COVID-19. Oleh karena itu gak perlu pilih- pilih vaksin, karena vaksin paling baik adalah vaksin yang tersedia saat ini,” kata vaksinolog, dr. Dirga Rambe.
Selain menjadi penghalang dalam mencapai tujuan Pemerintah baik secara nasional maupun regional, kelompok masyarakat yang memilih- milih vaksin juga berpotensi mencelakakan dirinya sendiri karena belum memiliki proteksi dari dalam tubuh jika terpapar COVID-19.