PAN Masuk Koalisi, Pengamat Politik: Tidak Ada Musuh Sejati

Soal kejelasan koalisi dengan pemerintahan Jokowi, petinggi PAN meminta publik menunggu keterangan langsung dari presiden sebagai pemimpin koalisi. ”Kita tunggu pernyataan Pak Jokowi langsung dong, sebagai pimpinan koalisi pemerintah,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PAN Yandri Susanto di kompleks Senayan kemarin.

Yandri melanjutkan, PAN diundang dalam pertemuan itu untuk membahas penanganan Covid-19. Meski demikian, dia mengaku partainya siap bergabung apabila Jokowi mengajak menjadi partai koalisi pemerintah. Menurut Yandri, hubungan antara PAN dan pemerintah memang berjalan harmonis selama ini kendati sebelumnya PAN merupakan salah satu partai oposisi.

”Pada prinsipnya, kita siap kalau diminta. Kita selama ini tidak bergabung dengan koalisi, tapi selama ini tidak ada persoalan. Bagus dan sangat baik,” lanjut Yandri. Dia juga menyambut baik pernyataan-pernyataan partai lain terkait dengan kemungkinan bergabungnya partai berlambang matahari tersebut ke gerbong koalisi. Yandri menganggapnya sebagai bentuk apresiasi.

Jika diumumkan PAN masuk koalisi, langkah selanjutnya adalah penentuan kursi kabinet untuk PAN. Sejauh ini, Wakil Ketua Umum DPP PAN Viva Yoga Mauladi menyatakan, belum ada pengumuman jelas mengenai kursi kabinet untuk PAN. Mereka menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada presiden. ”Karena itu merupakan kewenangan dan hak prerogatif presiden,” jelasnya.

Sementara itu, tinggal PKS dan Partai Demokrat yang jelas-jelas berperan sebagai partai oposisi saat ini. Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi menegaskan bahwa partainya konsisten dengan peran oposisi. Mereka hanya berharap bertambahnya anggota koalisi pemerintahan tidak menjadikan kekuasaan berat sebelah.

”Dengan kesadaran penuh, kami mengambil peran dan tanggung jawab di luar pemerintahan demi memastikan hadirnya kontrol terhadap kekuasaan. Agar tidak terwujud otoritarianisme di negeri ini,” jelas Nabil dalam keterangan tertulisnya kemarin. Dia berharap tidak sampai terjadi obesitas dalam koalisi yang hanya menambah besar dan berat, tetapi inisiatif menjadi lamban dan minim.

Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menuturkan, merapatnya PAN ke koalisi pemerintah bukan hal mengejutkan. Sebab, kultur politik di Indonesia memang dikenal sangat cair. ”Tidak ada musuh sejati,” ujarnya. Selama ada kesepakatan politik, situasi bisa berubah. Terlebih, lanjut dia, berubahnya posisi politik bagi PAN bukan hal baru. Pada pemerintahan pertama Jokowi, PAN juga masuk di tengah jalan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan