SOREANG – Kondisi Sungai Citarik dan Cikeruh yang berada di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, sebelum dilakukan pengerukan cukup mengkhawatirkan.
Bahkan terdapat bagian sungai yang sudah menjadi daratan alias kering. Hal tersebut dikatakan Ketua Panitia Pelaksana Pengerukan Sungai Citarik dan Cikeruh, Tatay Syarifudin.
“Normalnya, sungai itu memiliki lebar 12 meter dan kedalamannya enam sampai tujuh meter,” ungkap Tatay saat memberikan keterangan, Selasa (24/8).
Program pengerukan Sungai Citarik dan Cikeruh ini sudah berjalan tiga minggu. Targetnya selama empat bulan, sungai Cikeruh dan Citarik atau ketika digabungkan panjangnya sekitar 12 kilometer itu bisa selesai dilakukan pengerukan. Dan saat ini target yang sudah tercapai baru 20 persen.
Dikatakan Tatay, sebenarnya Sungai Citarik dan Cikeruh ini merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum. Namun, pihaknya melakukan kegiatan pengerukan semata-mata hanya sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat Kecamatan Rancaekek yang kerap mengalami musibah banjir. Karena kondisi sungainya yang mengalami pendangkalan, penyempitan dan banyak rumpun-rumpun.
“Titik banjir itu yang menyebar di Bandung Timur, ada 6 Kecamatan yaitu Cikancung, Civalengka, Rancaekek, Solokan jeruk, Bojongsoang, Majalaya. Mudah-mudahan dengan program ini bisa memberikan support untuk BBWS, kalau mau dilanjutkan BBWS silahkan,” jelasnya.
Tentunya, lanjut Tatay, program pengerukan tersebut memerlukan anggaran sekitar Rp11,6 miliar. Anggaran tersebut, katanya, untuk kegiatan pengerukan di dua anak sungai tersebut, baru ada enam unit beko. Pihaknya juga menggandeng konsultan untuk mengetahui kontur sungai.
“Pekerjaan tersebut harus terus dikejar mengingat musim hujan akan segera datang. Dari mana kami dapat biaya itu, sedangkan dari APBD enggak ada. Akhirnya kami dengan Camat Rancaekek, mengadakan mediasi dengan instansi lain,” ungkap Tatay.
Sehingga, Tatay berharap, perusahaan industri diminta untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengerukan Sungai Citarik dan Cikeruh yang ada di Kecamatan Rancaekek.
Diungkapkan Tatay, para pengusaha industri yang berdiri di wilayah Kecamatan Rancaekek itu jangan hanya sekedar menjadi penikmat dari keberadaan sungai. Tapi juga wajib berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan sungai. Salah satunya adalah terkait dengan pembiayaan.
“Kami mengharapkan industri yang ada di Kecamatan Rancaekek, kami minta partisipasinya. Termasuk industri Kabupaten Sumedang yang airnya mengalir ke Rancaekek. Pasalnya Sungai tersebut bukan hanya dimanfaatkan untuk penanganan banjir saja, namun untuk pengairan pada pesawahan milik warga,” jelasnya.