RS Otista Soreang Krisis Obat-obatan

Agus pun mengatakan, saat ini RS Otista masih tipe C, padahal jumlah ruangan sudah memungkinkan menjadi tipe B, sedangkan dinaikan ke tipe B sangat tidak mudah karena ada akreditasi.

“Khusus untuk RS Soreang, perlu perhatian khusus dari semua elemen masyarakat, dan harus di pelototi tiap hari,” kata Agus.

Sementara itu, PLT Direktur RS Otista (Soreang) dr. Riantini membenarkan, bahwa RS Otista saat ini minim obat-obatan. Dikarenakan klaim pembayaran dari BPJS tidak tepat waktu.

“Terkait obat-obatan sangat minim, namun masih ada, tetapi tidak komplit. Sekarang kita sedang berupaya untuk pengadaan obat-obatan. Namun, untuk poli di RS Otisa tetap berjalan seperti biasanya,” kata Riantini.

Upaya yang dilakukan, lanjut Riantini, melakukan pertemuan dengan para apoteker untuk mempertanyakan stok obat apa saja yang ada, dan yang menjadi obat prioritas apa saja yang harus dibeli.

“Beberapa alternatif untuk pengadaan obat, rencananya kita akan pinjam dari Bank untuk membeli obat-obatan, untuk pembayaran, apabila klaim-klaim kita sudah dibayarkan makan kita akan bayarkan lagi,” ungkapnya.

Menurutnya, tidak semua pasien membayar dengan uang cash, namun banyak yang menggunakan BPJS, tetapi untuk penagihannya harus ada tahapan-tahapan persyaratan dan harus ada sistem yang ditentukan oleh Kementerian.

“Peraturan dari kementerian datangnya terlambat, padahal kelengkapan untuk pencairan kita sudah buat sejak Januari sampai April, namun kelengkapan itu dibalikkan lagi dengan alasan belum sesuai. Jadi untuk dibayarkan terkait tunggakan ada sistem yang baru di keluarkan oleh kementerian,” jelasnya.

Lebih lanjut lagi Riantini mengatakan, terkait kelengkapan di RD Otista masih ada kekurangan. Kapasitas RD ini sebanyak 314 tempat tidur rawat inap. Sehingga RS Otista harus naik ke tipe B.

“Terkait peralatan yang diberikan dari Pusat, Pemkab Bandung dari DID, Alhamdulillah sudah bagus, baru semuanya,” ujarnya.

Dikatakan Riantini, saat ini RD Otista masih di tipe C, pihaknya masih melakukan proses untuk naik ke tipe B.

“Karena kita masih berproses, kita pindah itu masih di tipe C, namun yang penting running dulu agar bisa dibayar oleh BPJS yang rutinnya, nanti apabila sudah running baru kita berproses ke tipe B. Tetapi sekarang rawat jalan sudah mulai beroperasi, mudah-mudahan per 1 September rawat inap sudah mulai dioperasikan. Saat ini masih proses pindahan barang,” tandasnya. (yul)

Tinggalkan Balasan