SOREANG – Gerakan Pramuka Kabupaten Bandung meraih beragam prestasi di masa pandemi Covid-19. Pada tahun ini, Kabupaten Bandung telah melahirkan 70 orang Pramuka Garuda golongan siaga, penggalang, penegak dan pandega.
Pramuka Garuda, merupakan sebutan bagi pramuka yang telah menyelesaikan tingkat kecakapan tertinggi pada golongan masing-masing.
Pada tahun 2020, sejumlah prestasi juga telah diraih. Antara lain mendapatkan apresiasi dari Kwartir Daerah Jawa Barat, yaitu berupa penghargaan Prestasi Tergiat Kedua dan Prestasi Ketiga Bidang Kepramukaan. Selain itu, Dewan Kerja Cabang Pramuka Penegak dan Pandega, juga meraih penghargaan Prestasi Tergiat Kedua.
Bupati Bandung Dadang Supriatna mengapresiasi capaian yang telah di raih Gerakan Pramuka Kabupaten Bandung tersebut. Menurutnya, semangat yang ditunjukkan para anggota pramuka bisa menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat.
“Di masa pandemi ini, kita tidak boleh patah semangat. Apa yang telah ditunjukkan gerakan pramuka ini, bisa menjadi motivasi bagi seluruh pihak, untuk terus berjuang, menunjukkan karya nyata, bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya,” kata Dadang di sela acara Peringatan Hari Pramuka ke-60 di Rumah Jabatan Bupati, Soreang, Kamis (19/8).
Pada kegiatan tersebut, Kang DS panggilan akrabnya, menyematkan Lencana Melati dari Kwartir Nasional kepada Sriyatun. Lencana melati merupakan penghargaan tertinggi dalam gerakan Pramuka di Indonesia, yang diberikan kepada orang yang dianggap memiliki jasa yang cukup besar dan bermanfaat bagi perkembangan gerakan Pramuka.
Selain itu, dia juga menyematkan Lencana Dharma Bakti dan Lencana Pancawarsa dari Kwartir Daerah Jawa Barat, masing-masing kepada Agus Hermawan dan Urus Rusmana.
Dia berpesan, Hari Pramuka harus menjadi momentum dalam meningkatkan peran dan sumbangsih pramuka bagi masyarakat. “Walaupun usia gerakan pramuka bertambah, tapi saya minta semangatnya harus tetap muda, selalu produktif dan inovatif dalam berkarya,” kata Kang DS.
Kang DS menjelaskan, peringatan Hari Pramuka tahun ini merupakan kali kedua dilakukan di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Biasanya upacara dilaksanakan di lapangan dengan peserta upacara lengkap. Tahun ini dilakukan secara virtual dan terbatas, hal ini sebagai langkah preventif dalam penyebaran Covid-19,” jelas Kang DS.