Berbagai Tantangan Penanganan Pandemi, Infodemik Menjadi Musuh Penanganan COVID-19

Sedangkan untuk mengakomodir perayaan kemerdekaan di masa pandemik, Pemerintah menciptakan Rumah Digital Indonesia (RDI). RDI diciptakan untuk memeriahkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia di tengah pandemi virus corona.

Pemerintah mengimbau perayaan 17 Agustus tahun ini secara digital, tidak perlu berkumpul secara fisik demi mengurangi penyebaran virus corona. Masyarakat baik dewasa maupun anak-anak bisa ikut merayakan peringatan Kemerdekaan RI secara digital dengan mengakses situs rumahdigitalindonesia.id, baik melalui laptop maupun ponsel.

Ketika membuka situs, pengunjung akan disambut musik khas Indonesia dan bisa melihat pemandangan 360 derajat Rumah Digital Indonesia. Dalam RDI ini ada Ruang Komunitas, Di Ruang Komunitas, pengguna bisa melihat pameran foto virtual dari jurnalis foto Indonesia, bertema Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.

Pameran foto ini bisa ditemukan di ruang Pameran Foto Istana, berisi apa yang terjadi di Indonesia selama pandemi COVID-19. Di Cerita Kemerdekaan, pengguna bisa menemukan perayaan Hari Kemerdekaan di berbagai tempat, termasuk dari para diaspora Indonesia.

Sementara di Cerita Indonesia, terdapat berbagai video edukasi tentang kekayaan alam maupun budaya Indonesia. Di sana juga ada Ruang Seni Budaya, Seperti namanya, tempat ini untuk melihat beragam kesenian dan kebudayaan Tanah Air, termasuk ketika dipentaskan di luar negeri.

Pengguna bisa memanfaatkan video yang ada di Panggung Tari untuk belajar tarian daerah. Selain Panggung Tari, Ruang Seni Budaya juga berisi Ruang Musik, Dinding Puisi, dan Pentas Nusantara.

Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden mengatakan bahwa penyandang disabilitas punya hak mendapatkan informasi yang benar mengenai vaksinasi COVID-19. Maka dari itu sosialisasi yang dilakukan pun harus menyasar orang-orang terdekat mereka. Karena, salah satu tantangan vaksinasi pada penyandang disabilitas adalah karena masih banyak orang yang tidak paham.

“Literasi informasi, literasi digital, itu sangat minim sekali. Walaupun kita sudah setiap hari memberikan informasi kepada masyarakat, tapi untuk informasi ini sangat minim diterima teman-teman disabilitas,” tegasnya.

Hal inilah yang dinilai Angkie menyebabkan banyak beredar hoaks dan informasi yang simpang siur, dan membuat para penyandang disabilitas menjadi bingung untuk percaya kepada siapa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan