BANDUNG – Pengentasan masalah “stop buang air besar sembarangan” atau Open Defecation Free (ODF) di Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung terus digeber.
Namun untuk merealisasikan hal tersebut, tampaknya terdapat beberapa kendala yang harus terlebih dahulu dihadapi.
Sekretaris Camat (Sekcam) Kiaracondong, Amin Jarkasih, mengungkapkan bahwa kebiasaan masyarakat yang tidak membangun septic tank di luar rumah menjadi salah satu kendala pengentasan ODF ini.
“Selain itu, walaupun dia tidak membangun septic tank, tapi di lingkungannya itu ada saluran air kotor yang sudah disediakan dari PDAM. Disebutnya itu BUDP (Bandung Urban Development Program) belum banyak masyarakat yang menyalurkannya ke situ,” ujar Amin di Kota Bandung, Kamis(12/8).
Lalu, faktor biaya juga menjadi kendala lain. Beberapa warga menganggap bahwa pembuatan saluran itu membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga masyarakat lebih memilih pinggiran kali sebagai tempat buang air besar.
“Selanjutnya lahan. Lahan yang memang sudah begitu sempit. Di tempat kita ini kebanyakan lingkungan-lingkungan padat, kalau lingkungan perumahan yang sudah tertata, insyaalllah
rata-rata sudah punya septic tank,” ujarnya.
Maka dari itu, pihak kecamatan dibantu dengan Sektor Citarum Harum bakal terus mensosialisasikan kepada masyarakat soal pengentasan ODF ini. Sebab, ujar Amin, hal tersebut berimplikasi pada pola hidup sehat masyarakat dan juga dapat menjadi bibit penyakit serta mencemari kebersihan sungai.
“Yang mempengaruhi kesehatan kita itu adalah lingkungan 45%. Kedua, karakter diri sendiri, ‘apakah orang tersebut gemar pola hidup sehat atau tidak?’ sisanya faktor lain-lain,” ucapnya.
“Berharap masyarakat timbul kesadaran soal sanitasi pembuangan limbah. tidak lagi membuang limbah ke sungai sehingga lingkungan sehat bagi kita dan generasi yang akan datang,” tutupnya. (boy)