BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung untuk kesekian kalinya kembali menggelar penanaman pohon di sejumlah lahan yang perlu perhatian khusus.
Bersama TNI, Polri, DPU dan perangkat pemerintahan setempat ratusan pohon produktif berhasil di tanam di lembah tangga Cisurupan Cibiru Kota Bandung.
Dansektor 22 Citarum Harum selaku promotor program penenaman pohon melaksanakan kegiatan ini dan dihadiri langsung oleh Wakil Wali Kota Bandung (Yana Mulyana).
“Prinsipnya kita optimalisasi lahan yang kritis. Kita tanami tanaman produktif dan tanaman keras, minimal tidak ada erosi sehingga mengurangi sedimen-sedimen sungai yang melintasi Kota Bandung,” ucap Yana Mulyana pada Selasa (10/08) di Lembah Tangga 100 Cisurupan.
Penanaman pohon dari buah-buahan juga sengaja dipilih agar masyarakat sekitar bisa ikut merawat area di Lembah Tangga karena ada hasilnya yang bisa dinikmati. Karena tidak dipungkiri bahwa pekerjaan besar setelah optimalisasi lahan ini yakni bisa merawatnya dengan baik.
Terlebih, di Lembah Tangga ini juga ditata dengan menempatkan sejumlah kursi kayu di beberapa titik. Guna melengkapi fasilitas ruang sosial ini juga dilengkapi dengan toilet umum.
“Makanya ini pekerjaan rumah buat kita, makanya sekarang air agak sulit sehingga kota membuat tabungan-tabungan air dulu, ada drum dan ada kolam juga,” jelasnya.
Nampak disediakan pula fasilitas umum seperti kursi-kursi kayu dan toilet untuk masyarakat agar bisa betah dan ikut merawat pohon yang telah ditanam. Tujuan utama penghijauan ini adalah mencegah bencana longsong, banjir dan menjaga kelestarian air serta udara di Kota Bandung secara luas.
Mengingat bahwa lahan potensial harus betul betul diperhatikan program ini kembai menanam sebanyak 450 pohon produktif yang terdiri dari pohon lengkeng, mangga, nangka, rambutan dan pohon pete
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan, masih banyak lahan potensial yang akan terus digarap agar fungsinya bisa semakin optimal.
“Kalau tidak salah RTH di Cibiru 70 hektar, jadi masih banyak. Saat ini kebanyakan kritis, artinya tanpa pohon pelindung,” kata Didi.
Didi memaparkan, kritisnya lahan di kawasan utara ini diartikan karena kurangnya pohon keras. Sehingga air hujan langsung mengalir deras ke aliran sungai menuju ke hilir di kawasan pemukiman warga.