CIMAHI – Hujan deras disertai angin kencang terjadi di wilayah Kota Cimahi pada Senin (2/8) lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mendapat laporan bahwa 41 Kartu Keluarga (KK) dan 152 jiwa kena dampak.
Kepala Pelaksana Lapangan BPBD Kota Cimahi Asep Bahtiar menghimbau pada masyarakat agar waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem. Pasalnya Kota Cimahi baru-baru ini telah ditimpa bencana.
“Kemarin ada 19 titik lokasi yang mengalami bencana Angin puting beliung yang disertai hujan, salah satunya wilayah Kelurahan Cibabat,” katanya, Rabu (4/8).
“Ada 41 Kepala Keluarga dan 152 Jiwa yang terdampak, dengan kerugian 6 Unit rumah rusak, 32 rusak ringan, satu unit tempat usaha ambruk tertimpa Baligho serta 9 pohon yang tumbang,” sambung Asep.
Terdapat 5 Kelurahan yang terdampak akibat bencana tersebut yaitu Kelurahan Setiamanah, Karang Mekar, Cimahi, Cibabat dan Citeureup.
“Sementara itu, langkah cepat yang akan diberikan oleh BPBD kepada korban terdampak dengan pemberian tenda yang sifatnya darurat, selebihnya akan di kondisikan oleh Dinas terkait,” ujarnya.
Asep menambahkan, musibah yang lebih dominan selain hujan angin yang terjadi di Kota Cimahi yakni angin puting beliung, longsor di beberapa titik pada wilayah Kecamatan Cimahi Selatan dan wilayah Kecamatan Cimahi Utara, dan banjir.
Terkait hal itu, pihaknya akan melakukan langkah koordinasi dengan beberapa Kelurahan di Kota Cimahi guna mengantisipasi bencana yang tiba-tiba muncul, salah satunya bersosialisasi dengan masyarakat untuk mengingatkan adanya perubahan musim.
“Sesuai petunjuk dan arahan dari Plt. Wali Kota Cimahi terkait dengan cuaca yang tidak terduga berupa cuaca kemarau dan persiapan hujan,” ucapnya.
Asep menyampaikan kepada masyarakat Kota Cimahi untuk tetap waspada dengan terjadinya hujan angin.
“Artinya juga untuk daerah-daerah yang pinggiran sungai jangan membuang sampah sembarangan,” imbaunya.
Selain itu, ia menuturkan dengan kondisi pandemi yang saat ini belum diketahui kapan selesainya, masyarakat diminta untuk selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjauhi kerumunan.
“Untuk bencana kita tidak pernah tau kapan musibah ini terjadi. Prihatin kita masih menghadapi pandemi covid-19 ditambah kita ada bencana,” pungkasnya. (tan)