BANDUNG BARAT – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 1,5 tahun ditambah kebijakan penutupan objek wisata, telah melumpuhkan para pelaku usaha wisata dan hotel di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Wakil Ketua BPC PHRI KBB, Eko Supriyanto mengungkapkan, total kerugian yang dialami oleh anggotanya yang tergabung di PHRI sejak awal pandemi Maret 2020 sampai Juli 2021 mencapai Rp 57.275.716.977.
“Angka itu baru dari 30 perusahaan anggota PHRI KBB. Kalau ditambah di luar anggota PHRI jumlahnya pasti jauh lebih membengkak,” kata Eko saat dikonfirmasi, Minggu (1/8).
Menurutnya, kondisi yang dialami perusahaan hotel dan resto tersebut, berimbas pada nasib karyawan atau pegawai di sektor pariwisata. Berdasarkan catatan, ada sebanyak 1.356 orang pegawai yang ikut terdampak karena harus dirumahkan sementara.
Eko mengatakan, bisnis apa saja itu butuh kondisi yang stabil. Untuk itu, pihaknya mendukung pemerintah untuk lebih serius dalam menjalankan strategi dan aturan yang telah dibuat. Dia mencontohkan negara yang sempat mengendalikan Covid-19 tapi tidak disiplin, angka kasusnya meningkat lagi.
“Makanya pemerintah harus terus mengajak warga disiplin menjalankan prokes. Supaya kasus bisa ditekan dan kondisi normal bisa dirasakan kembali,” harapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Heri Partomo mengakui jika sektor pariwisata saat ini sedang berada dititik nadir paling rendah. Imbasnya banyak pelaku wisata yang menutup usahanya atau merumahkan sebagian karyawan.
“Jelas prihatin dengan kondisi ini, tapi mau bagaimana lagi? Kondisinya serba sulit akibat Covid-19,” ucapnya.
Memang ada usulan dari pengusaha wisata agar penutupan dilakukan secara proporsional. Artinya bagi tempat wisata yang berada di luar zona merah tetap diizinkan beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Tapi sulit juga, masih terlalu berisiko karena banyak yang kasusnya akhirnya melonjak lagi,” pungkasnya. (mg6)