“Logistik makanan hingga obat-obatan pasien isoman itu kurang ya. Apalagi jika satu keluarga kena. Obat-obatan langka, mereka butuh logistik. Obat mahal, bahkan obat pilek saja susah,” jelasnya.
Lalu bicara telemedicine, kata dia, pasien isoman juga tak semuanya bisa dengan mudah mendapatkan akses. Selain akses biaya, kekurangpahaman teknologi juga bisa menjadi kendala.
“Support system gimana? Telemedicine gimana. Siapa yang harus bayar? Ketika yang isoman kurang mampu gimana? Apa yang mereka lakukan? Gap-gap seperti ini ada saja di lapangan. Maka penting saat isoman harus ada pengawasan dari faskes primer,” ungkapnya. (jawapos)