Pemkot Bandung Jelaskan Penyebab Stok Oksigen Berkurang

JAKARTA – Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyatakan, kurangnya stok oksigen di tengah masyarakat karena adanya panic buying (beli karena panik) di tengah kasus Covid-19 yang meningkat. Panic buying merupakan fenomena saat banyak masyarakat yang secara berlebihan membeli suatu produk atau kebutuhan karena dipicu adanya kekhawatiran akan sesuatu yang sedang atau akan terjadi.

Yana Mulyana mengatakan, skema pasokan oksigen saat ini sudah benar dengan 90 persen suplai kebutuhan medis dan 10 persen untuk masyarakat. ”Ya, jadi masyarakat panic buying saja, ada yang tiba-tiba beli tabung (oksigen), padahal dia belum membutuhkan,” kata Yana seperti dilansir dari Antara di Bandung, Jawa Barat, Senin (5/7).

Selain itu, sejumlah rumah sakit pun menutup sementara layanan di Instansi Gawat Darurat (IGD) khusus Covid-19 karena stok oksigen yang semakin menipis. Dia menilai para penyedia tabung oksigen memiliki batas kemampuan produksi. Untuk itu dia mendorong agar para penyedia tersebut meningkatkan kapasitas produksinya agar menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

”Kekurangan oksigen itu karena banyak ledakan orang bersamaan datang ke IGD, sementara  fasilitas kesehatan segitu-gitu saja, tenaga kesehatan malah mungkin berkurang,” ujar Yana.

Dia pun mengimbau kepada masyarakat yang tidak terlalu bergejala agar tidak langsung berangkat menuju rumah sakit agar meminimalisir adanya ledakan pasien di rumah sakit. ”Jadi itu yang mungkin membuat fasilitas kesehatan jadi kelebihan kapasitas,” terang Yana.

Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Al Islam Bandung Muhammad Iqbal meminta agar pemerintah atau Satgas Penanganan Covid-19 memastikan konsistensi suplai gas oksigen. RS Al Islam sempat kehabisan oksigen sehingga menyebabkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus COVID-19 tidak berjalan normal. Namun, oksigen sudah tersedia kembali.

”Pagi ini (5/7) kita evaluasi lagi untuk memastikan pasokannya bisa lancar lagi, karena harus pasti juga vendor mengirim terus atau enggak, karena yang jadi masalah tidak adanya kepastian,” kata Iqbal.

Menurut dia jika IGD kekurangan oksigen, pihaknya menutup sementara penerimaan pasien Covid-19 karena suplai oksigen perlu diprioritaskan kepada pasien yang sedang dirawat. ”Memang kebutuhan semua rumah sakit banyak, jadi itu yang jadi masalah,” terang Iqbal.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan