Berbuat tanpa didasari pengetahuan tidak ubahnya dengan berjalan bukan di jalan yang benar, tidak mendekatkan kepada tujuan melainkan menjauhkan. Hal ini berlaku pada amal ibadah. Ibadah harus disertai dengan ilmu.
Orang yang melakukan ibadah tanpa didasari ilmu tidak ubahnya dengan orang yang mendirikan bangunan di tengah malam dan kemudian menghancurkannya di siang hari.
Begitu juga, hal ini pun berlaku pada amal perbuatan yang lain, dalam berbagai bidang.
Sesungguhnya ilmu dan amal saling beriringan. Barang siapa berilmu maka dia harus berbuat, baik itu ilmu yang berhubungan dengan masalah ibadah maupun ilmu-ilmu yang lain. Tidak ada faedahnya ilmu yang tidak diamalkan.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,
“Ilmu merupakan kehidupan Islam dan pilar Iman, barang siapa menguasai suatu ilmu niscaya Allah menyempurnakan pahala-Nya. Barang siapa belajar ilmu lalu mengamalkannya niscaya Allah mengajarkan kepadanya ilmu-ilmu yang tidak ia ketahui.” (HR. Abusy Syekh).
Keutamaan yang dimiliki oleh orang yang berilmu berada di atas segalanya. Ilmu itu apabila diberikan kepada orang lain bukannya makin berkurang, melainkan justru semakin bertambah. Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa,
“Ilmu itu ada dua macam, yaitu ilmu yang terdapat dalam kalbu (ilmu yang bermanfaat); dan ilmu yang terdapat dalam lisan (ilmu yang merupakan hujjah bagi anak Adam.” (HR. al-Khathib melalui Jabir r.a.).
Yang dimaksud ilmu dalam hati ialah ilmu yang diamalkan tanpa banyak bicara dan pemiliknya mengamalkannya dengan tulus ikhlas bukan karena pamer atau riya, melainkan hanya karena Allah semata.
Sedangkan ilmu yang hanya di lisan saja, akan menjadi bumerang bagi pemiliknya karena ia tidak mengamalkannya. Dalam hal ini Allah Swt. berfirman,
“Amat besar kebencian di sisi Allah, bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (QS, Ash-Shaff, 61:3).
Allah SWT. sangat membenci orang yang berilmu namun tidak mengamalkan, dan orang yang mengatakan namun tidak mengerjakan.
Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam telah bersabda,
Sesungguhnya orang yang berilmu itu akan dibawa masuk ke dalam api neraka, lalu diburaikan (dikeluarkan) isi perutnya diputerkannya di dalam api neraka itu, laksana keledai memutar batu giling. Kemudian, ia diarak oleh ahli neraka. Mereka bertanya kepadanya, “Apa salahmu?” Ia menjawab, “Aku senantiasa menyuruh orang berbuat baik, sedangkan aku tidak melakukannya.” (HR. Muslim).