LEMBANG – Pengelola wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terpaksa harus menelan pil pahit lagi lantaran Pemda KBB kembali menutup objek wisata sampai 5 Juli mendatang.
Penutupan objek wisata itu sendiri sendiri menindaklanjuti hasil evaluasi terbaru Satgas Covid-19 Provinsi Jawa Barat jika KBB kembali masuk zona merah penyebaran Covid-19.
Padahal baru beberapa hari yang lalu atau tepatnya pada Jumat (25/6/2021) objek wisata di KBB kembali diizinkan beroperasi setelah sempat ditutup sejak 16 sampai 22 Juni 2021.
Lalu penutupan diperpanjang lagi hingga 29 Juni 2021 dengan penyebab yang sama yakni KBB masuk zona merah
Imbas penutupan tersebut, sebanyak 4 ribu lebih karyawan hotel di KBB terutama di kawasan wisata Lembang terancam kembali dirumahkan karena tak adanya aktivitas di sektor wisata.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) KBB, Eko Suprianto mengatakan, buka tutup wisata membuat PHRI harus kembali merumahkan ribuan karyawan.
Jumlah anggota PHRI ada 4.600 karyawan. Dalam keadaan tutup, hanya 10 persen karyawan yang dipekerjakan. Artinya, ada sekitar 4.100 karyawan bakal dirumahkan.
“Kita pasti harus merumahkan karyawan. Pilihan ini cukup pelik, tapi ini harus kita ambil. Karena beberapa pekan industri perhotelan dan restoran sulit bangkit,” kata Eko, Kamis (1/7).
Kendati demikian, pihaknya meminta kebijakan itu tidak tebang pilih. Sebagai upaya mencegah kerumunan, pemerintah daerah mesti memberi ketegasan pula bagi pusat perbelanjaan, kegiatan nikahan, keagamaan, dan lainnya.
“Pada intinya kita mendukung kebijakan penutupan ini untuk menangani Covid-19. Meski kita berani jamin, selama ini objek wisata tidak pernah ditemukan klaster,” jelasnya
“Mestinya pemerintah juga menyoroti lokasi-lokasi yang menjadi titik kerumunan di luar industri wisata seperti pusat perbelanjaan, kegiatan pernikahan, keagamaan, dan lainnya,” tambahnya.
Selain merumahkan karyawan, Eko menjelaskan penutupan wisata juga berdampak pada hilangnya potensi pendapatan bagi pelaku wisata. Dalam sepekan penutupan, potensi kerugian mencapai Rp 60 miliar.
“Untuk sektor wisata, selama sepekan tutup potensi kerugian mencapai Rp 60 miliar. Kalau boleh dianalogikan kita (industri wisata) tinggal tunggu mati saja. Kami berada di ujung tanduk jika penanganan pandemi tetap seperti ini,” pungkasnya. (mg6)