JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan berbagai langkah untuk menyambut pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Ia menyiapkan tiga strategi sesuai arahan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu edukasi 3M, yang kedua adalah deteksi atau 3T, yang ketiga adalah vaksinasi.
“Itu tiga strategi untuk mengatasi pandemi untuk orang yang sehat. Sedangkan untuk yang sudah sakit ada strategi perawatan. Pemerintah menjalankan ini sesuai dengan dengan guidance dari WHO berbarengan, jadi tidak ada satu yang lebih penting dibandingkan yang lain,” tegasnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (1/7).
Pihaknya juga berjanji akan meningkatkan testing dan tracingnya kita sampai 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada sekarang. Sehingga hal iti dilakukan di negara-negara lain yang sedang naik tinggi kasusnya.
“Dari sekitar 100 ribuan sekarang kami bisa menaikkan menjadi 400 ribu sampai 500 ribu testing per hari kita sudah memberikan guidance sesuai dengan standar WHO,” katanya.
Ia menegaskan testing harus ditingkatkan di banyak daerah dengan klaster yang sudah tinggi positivity ratenya. Pihaknya harus naikkan itu sampai 15 kali lipat atau 15 tes per 1000 populasi per minggu.
“Prioritas testing juga kita bagi. Testing ini untuk testing epidemiologis, bukan untuk testing screening. Jadi yang benar-benar kita kejar suspek dan kontak eratnya. Bukan yang screening atau dia mau masuk ke mana, jalan ke mana, tapi benar-benar khusus untuk testing epidemiologis karena ini yang dibayar oleh negara,” jelasnya.
Kemudian pihaknya juga akan memperketat semua orang yang masuk kategori kontak erat itu harus dikarantina dulu supaya tidak menularkan. Testing bisa menggunakan rapid antigen atau PCR.
“Tapi targetnya kita, hasil testing harus bisa keluar dalam waktu 24 jam. Kalau PCR tidak bisa keluar dan waktu 24 jam, kita memakai rapid antigen,” kata Menkes Budi. (jawapos)