Pasokan Oksigen Kurang, IGD RSUD Majalaya Terpaksa Ditutup Sementara

“Jadi kita rujuk, baik itu yang Covid-19 maupun yang pasien umum dengan kebutuhan oksigen. Ada rumah sakit terdekat sebagai rujukan, dan itu sudah kita koordinasikan,” katanya.

Kelangkaan pasokan oksigen juga berpengaruh pada harganya. Hal itu tidak lepas dari tingkat penyebaran Covid-19 yang terus meningkat sejak awal Juni. Dalam kondisi normal, tingkat kunjungan ke RSUD Majalaya rata-rata yang suspek dan konfirmasi ke IGD sekitar 80 sampai 90 per bulan. Namun, jumlah itu meningkat tajam pada Juni hingga mencapai sekitar 269 kunjungan.

“Itu yang sudah terekap sampai tanggal 28 Juni. Berarti masih ada kemungkinan nambah sampai akhir bulan, itu peningkatan yang sangat luar biasa. Mungkin lebih dari tiga kali lipat dari kunjungan biasa. Dan ini terjadi di semua wilayah bukan hanya di RSUD Majalaya,” katanya.

Agus menegaskan, bahwa RSUD Majalaya hanya menutup pelayanan IGD. Namun, untuk pelayanan lainnya seperti rawat jalan dan rawat inap, tetap berjalan. Selain kekurangan pasokan oksigen, RSUD Majalaya juga kekurangan tenaga kesehatan (Nakes) karena banyak yang terpapar covid-19.

“Kemarin kita koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk minta relawan. Kekurangan banyak karena yang terpapar di RSUD Majalaya banyak sih. Kemaren kita sudah di-support baru dua orang yang datang dari provinsi untuk relawannya,” kata Agus.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, pihaknya tengah berupaya agar pengadaan oksigen bisa terus dilakukan.

“Hari ini kita akan mendapatkan oksigen karena suplai untuk oksigen ini ada. Tersendat karena kebutuhan masyarakat ini sangat banyak. Tapi kita upayakan jangan sampai terjadi kekurangan,” tegasnya. (yul)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan