Pasokan Oksigen Kurang, IGD RSUD Majalaya Terpaksa Ditutup Sementara

MAJALAYA – Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalaya terpaksa ditutup sejak hari Selasa (29/6) pukul 22.00 WIB. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rapat darurat yang dilaksanakan oleh seluruh pengurus rumah sakit dikarenakan ada penurunan pasokan oksigen dari pihak penyedia.

Kepala Bagian Humas RSUD Majalaya, Agus Heri Zukari menyebutkan kebutuhan oksigen harian di RSUD Majalaya adalah sekitar 125 tabung. Sementara pada hari kemarin (Selasa), penyedia hanya bisa memasok 30 tabung pada pagi hari ditambah 40 tabung di sore harinya, sehingga ada kekurangan jumlah oksigen yang banyak, sekitar 55 tabung.

“Jika dihitung kemampuan oksigen yang ada, hanya cukup untuk pasien yang dirawat saja. Sehingga berdasarkan rapat darurat malam, kita mengutamakan pasien yang sedang dirawat ada sekitar 57 tempat tidur Covid-19 dan juga kebutuhan lain. Jadi diputuskan malam untuk menutup sementara IGD,” kata Agus saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (30/6).

Terkait sampai kapan penutupan IGD akan berlangsung, Agus mengatakan pihaknya akan terus mengevaluasi sampai nanti sarana penunjangnya mendukung, terutama pada kebutuhan oksigen.

“Kalau nanti supplier oksigen sudah bisa mencukupi kebutuhan, kita bisa buka secara normal lagi. Tapi waktunya kita enggak bisa menentukan. Karena bukan di kita saja, ini hampir semua wilayah kekurangan, karena permintaan oksigennya yang sangat meningkat,” jelasnya.

Kebutuhan oksigen sendiri, menurutnya bukan hanya untuk pasien Covid-19, tetapi juga untuk kebutuhan harian untuk pasien umum. Namun, kebutuhan terbesarnya memang untuk pasien Covid-19.

Sejak memutuskan untuk menutup IGD semalam, pihak rumah sakit berupaya melakukan efisiensi oksigen yang ada, agar memenuhi kebutuhan semua pasien yang sedang dirawat.

Terkait pasien Covid-19, berdasarkan evaluasi per hari ini, ada 52 orang pasien Covid-19 yang saat ini dirawat, dari kapasitas 57 tempat tidur. Tidak terjadi penambahan karena sejak semalam sudah dilakukan penutupan IGD, sehingga tidak ada lagi pasien rawat inap yang masuk.

“Kemarin terakhir itu ada 54 tempat tidur yang terisi. Kemudian sekarang ada dua orang yang meninggal. Jadi tinggal 52, yang sekarang sedang perawatan dengan positif Covid-19,” jelasnya.

Untuk pasien-pasien darurat yang harus masuk IGD, Agus mengatakan sejak semalam, pihaknya langsung berkoordinasi dengan unit-unit pelayanan lain, baik klinik dan rumah sakit terdekat. Jadi kepada semua pasien yang datang ke IGD, tetap ada koordinasi dengan rumah sakit rujukan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan