“Pernyataan Lord Acton tentang Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely (Kekuasaan cenderung korup, karenanya kekuasaan mutlak benar-benar merusak),” bebernya.
Namun, Alumni Universitas Indonesia (UI) itu secara pribadi tidak mempermasalahkan adanya upaya amendemen terhadap konstitusi negara. Sebab, kata dia, dalam negara hukum demokratis, amendemen terhadap konstitusi bukan sesuatu yang tabu.
“Tidak ada yang keliru kalaupun ada niatan untuk mengamandemen UUD 1945. Namun, permasalahan utama ada pada ambisi dan obsesi yang ada di balik agenda dadakan ini. Hemat saya, amendemen perlu, tapi tidak dengan cara gegabah dan serampangan,” pungkasnya. (hrs)
