BANDUNG – Keterisian tempat tidur atau bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada Selasa (15/6) Sudah masuk dalam kategori siaga (lampu kuning).
Dari 224 ruangan yang tersedia, saat ini sudah terisi 162 pasien atau setara dengan 72.3 persen.
Selain itu juga, untuk BOR dalam konteks ruangan ICU pada rumah sakit tersebut juga sudah menyentuh angka 79 persen.
“Maka sekarang kita ini harus berusaha meningkatkan kapasitas dari tempat tidur untuk para pasien,” ujar Plh. Direktur Pelayanan Medik, perawatan, dan penunjang RSHS, dr. Yana Akhmad Supriatna, Selasa(15/6).
Menurut Yana, peningkatan pasien yang menjalani perawatan akibat terpapar Covid mulai terjadi pasca lebaran. Angka rata-ratanya yaitu 30 pasien dalam satu hari.
Hal tersebut tidak ditemui pada hari hari biasa sebelum libur idul Fitri yang hanya diangka raya rata 10 pasien dalam satu harinya.
“Kemarin Senin sudah ada 30 an yang dirawat, dan Selasa pagi saja sudah 13 orang yang datang ke IGD karena covid,” ujarnya.
Yana mengatakan kecenderungan tren pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit akibat Covid masih belum akan menurun dalam waktu dekat. Dia pun meminta pada masyarakat untuk waspada dan menjaga prokes.
“Apakah ini trennya akan turun untuk di Bandung dan Jabar? Tampaknya belum. Saya belum yakin kalau ini merupakan puncaknya,” katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan itu, pihak rumah sakit akan menambah jumlah tempat tidur para pasien yang menjalani perawatan.
Namun rupanya, didapati masalah untuk merealisasikan hal tersebut. Diungkapkan Yana, masalah yang bakal dihadapi bukanlah soal sarana dan prasarana. Melainkan persoalan tenaga kesehatan.
Maka dari itu, pihak RSHS dalam ini telah mengusulkan pada Pemda, Pemprov, hingga pusat yang melalui pusat pengembangan sumber daya manusia (PPSDM) untuk mendapat bantuan nakes.
“Selain itu juga kamu akan melakukan perekrutan nakes dalan secara internal rumah sakit,” ujarnya.
Dengan kondisi dan situasi Covid di Jabar dan Bandung raya yang memasuki level siaga, dr Yana meminta kepada publik agar mematuhi protokol Kesehatan.
“Tidak boleh henti-hentinya untuk mengedukasi masyarakat bahwa Covid di Jabar dan Bandung raya tren pasca lebaran belum melandai, urusan 5M itu harus tetap menjadi bagian kita sehari-hari,” tutupnya. (mg10/yan)