JAKARTA – Akhir Juli nanti, PT Hero Supermarket Tbk akan menutup seluruh gerai Giant.
Alasannya, konsumen Indonesia beralih dari ritel berkonsep hypermarket seperti Giant ke sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas menengah atas.
Direktur Utama PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall mengatakan perusahaan ingin fokus mengembangkan bisnis merek dagang lain yang lebih berpotensi menggemukkan cuan perusahaan, seperti IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
Untuk itu, perusahaan akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA. Lalu, manajemen juga akan mengkaji untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi Hero Supermarket, dan sisanya ditutup permanen.
Bisnis ritel sektor fast moving consumer goods (FMCG) terbagi menjadi tiga jenis, yakni hypermarket, supermarket, dan minimarket. Perbedaannya terletak pada format, ukuran, dan fasilitas yang diberikan.
Hypermarket memiliki luas lahan lebih dari 5.000 meter persegi atau lebih besar dari supermarket. Beberapa contoh ritel FMCG berkonsep hypermarket adalah Giant, Carrefour, Hypermart, dan Lotte Mart.
Sementara, supermarket memiliki luas 1.000 meter persegi sampai 4.999 meter persegi. Contohnya seperti Toserba Yogya, Giant Supermarket, Carrefour Express, dan Super Indo.
Lalu, minimarket adalah ritel FMCG berukuran 100 meter persegi sampai 999 meter persegi. Sejumlah minimarket di Indonesia, antara lain Alfamart, Indomaret, dan Circle K.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan ritel yang menjual FMCG atau produk sehari-hari yang terjual cepat berkonsep hypermarket memang sudah lama kalah bersaing dengan minimarket. Kondisi ini terjadi sebelum pandemi covid-19 merebak di Indonesia dan dunia.
“Minimarket itu seperti Indomaret dan Alfamart. Banyak sekali. Minimarket berdiri dekat dengan perumahan penduduk, ini harus bersaing. Kalau dulu tidak banyak minimarket,” ucapnya, dikutif dari CNNIndonesia.Com
Masyarakat, sambung Faisal, saat ini lebih memilih belanja di minimarket ketimbang harus ke supermarket atau hypermarket. Pasalnya, produk yang dijual di minimarket sekarang semakin beragam dan banyak penawaran promo.
“Jadi mirip-mirip seperti Hypermarket. Minimarket banyak service juga, ada home delivery juga, ada ATM. Beberapa ada kafe, ada kopi. Lokasi dekat dengan konsumen. Ini lebih menguntungkan,” terang Faisal.