Digitalisasi Ekonomi Daerah Lewat WJES 2021, Begini Hasil Kolaborasi ISEI Bandung dan BI Jabar

BANDUNG – Guna memperkuat sinergitas kebijakan dan kolaborasi antar pemangku kepentingan (stakeholders) perekonomian Jawa Barat (Jabar), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordinator Jabar melakukan dialog dengan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Barat.

Dalam dialog tersebut terdapat beberapa topik pembahasan. Salah satunya, percepatan digitalisasi ekonomi daerah. Memperkuat rumusan kelayakan investasi diberbagai daerah.

Serta memperkuat sektor perbankan dan keuangan dalam pembiayaan bisnis UMKM di masa pandemi.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herawanto mengatakan, kolaborasi antar institusi sangat dibutuhkan di masa pemulihan ekonomi saat ini.

“Meski kolaborasi sudah merupakan bagian dari aktivitas kerja masing-masing institusi. Namun di masa pemulihan ekonomi saat ini koordinasi tersebut harus lebih ditingkatkan,” ucap Herawanto di Kantor ISEI Cabang Bandung, Selasa (25/5).

Pada dialog tersebut, Herawanto menyampaikan berkaitan dengan upaya memperkuat kolaborasi antar Lembaga dalam merumuskan kelayakan investasi atas berbagai program atau proyek investasi di berbagai daerah.

Ia menjelaskan, potensi-potensi proyek investasi di daerah yang sebenarnya bisa ditawarkan kepada para investor. Namun adakalanya proyek-proyek tersebut belum sepenuhnya bisa menarik investor.

“Hal tersebut terjadi karena informasi atas proyek-proyek yang ditawarkan belum dilengkapi dengan studi kelayakan investasi,” jelasnya.

Padahal, kata dia, banyak investor akan tertarik jika proyek-proyek investasi yang ditawarkan sudah dilengkapi dengan studi kelayakan investasi.

“Paling tidak ada pra kalayakan investasi yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan para investor, seperti dukungan regulasi, insentif daerah, potensi sumber daya, potensi pasar, kelayakan finansial, kelayakan ekonomi dan sebagainya,” kata dia.

Kendati demikian, ia pun menekankan proyek investasi yang harus disertai dengan informasi yang sejelas-jelasnya. Tujuannya agar investor dapat lebih yakin.

“Meskipun nantinya para investor pasti melakukan studi kelayakan sendiri. Namun paling tidak studi kelayakan yang ditawarkan oleh Pemda dapat dijadikan pertimbangan awal oleh para investor,” cetusnya.

Pada kesempatan dialog tersebut, banyak hal juga disinggung oleh Herawanto, seperti bagaimana upaya memperkuat sektor perbankan dan keuangan dalam pembiayaan bisnis UMKM di masa pandemi saat ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan